Pasangan Usia Subur Perlu Lakukan Perencanaan Kehamilan, Pasang KB Setelah Anak Lahir

Memakai KB setelah melahirkan penting untuk kesehatan ibu dan anak.

Prayogi/Republika
Ibu hamil memperlihatkan foto USG janinnya. Pasangan usia subur harus melakukan perencanaan kehamilan agar dapat melahirkan generasi penerus yang sehat.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Kesehatan Usia Produktif dan Lanjut Usia Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Nida Rahmawati menyatakan bahwa perencanaan kehamilan penting untuk dilakukan oleh pasangan usia subur. Hal itu harus dilakukan sejak dini.

"Semua pasangan usia subur diharapkan dapat melakukan perencanaan kehamilan agar dapat melahirkan generasi penerus yang sehat," kata Nida dalam diskusi yang diikuti secara daring di Jakarta, Jumat (2/2/2024).

Nida mengungkap, angka kematian ibu dan bayi di Indonesia saat ini masih tinggi karena sejumlah faktor. Salah satunya ialah banyaknya ibu hamil yang berada pada kondisi berisiko karena tidak melakukan perencanaan kehamilan yang baik.

Nida menjelaskan, Indonesia saat ini masih menghadapi banyak tantangan dalam upaya pelayanan kesehatan dan pemenuhan hak-hak reproduksi, di mana angka kematian ibu (AKI) berdasarkan long form sensus penduduk tahun 2020-2021 masih tinggi, yakni 189 per 100.000 kelahiran hidup,. Demikian juga angka kematian bayi (AKB) masih tinggi, yaitu 16,5 per 1.000 kelahiran hidup dan masih tingginya angka stunting (21,6 persen).

"Kita kalau mau membeli dan memiliki suatu barang saja direncanakan, pasti dipilih yang terbaik yang sesuai dengan harapan kita, apalagi memiliki anak, yang akan menjadi generasi penerus tentu harus direncanakan," ujar dia.

Menurut Nida, saat ini masih banyak status ibu dengan gizi kurang, kehamilan tidak diinginkan, serta menderita penyakit menular seperti tuberkulosis, HIV, dan sifilis, malaria. Banyak juga yang mengalami tekanan darah tinggi, diabetes, dan obesitas.

"Hal tersebut diperparah dengan semakin tingginya kebiasaan malas bergerak atau mager, inaktivitas atau kurang olahraga, mengonsumsi makanan tinggi karbohidrat, gula, dan lain sebagainya," ucapnya.

Baca Juga


Nida juga memaparkan masih banyaknya perempuan yang terlalu dini menikah (di bawah 20 tahun), terlalu tua masa kehamilan (di atas 35 tahun), terlalu banyak anak (lebih dari dua), serta terlalu dekat jarak kehamilan (dari anak pertama kurang dari dua tahun). Untuk itu, ia menyebut pentingnya suami-istri untuk segera menggunakan kontrasepsi (KB) setelah kelahiran anak pertama.

"Menggunakan kontrasepsi setelah melahirkan harus segera ditingkatkan untuk menjarangkan kehamilan, karena upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan anak ini harus dilaksanakan secara komprehensif dan mencakup seluruh siklus kehidupan," tuturnya.

Nida juga mengemukakan, intervensi kesehatan ini tidak dapat dilakukan hanya pada kelompok ibu hamil dan anak saja. Itu harus dilakukan jauh sebelumnya, mulai dari calon pengantin, wanita pekerja usia subur, hingga pasangan usia subur sudah harus melakukan persiapan-persiapan untuk dirinya sendiri.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler