Tanda Diabetes di Rambut yang Jarang Diketahui, Seperti Apa?
Ada 1 gejala diabetes yang jarang diketahui dan bisa terlihat dari rambut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lebih sering berkemih dan lebih mudah haus merupakan beberapa gejala umum dari diabetes tipe 2 yang mungkin sudah diketahui dengan luas. Di samping gejala-gejala umum, diabetes tipe 2 juga dapat memunculkan gejala yang jarang diketahui seperti rambut rontok.
Menurut ahli bedah senior di Harley Street Hair Clinic, dr Greg Vida, sebagian gejala dan komplikasi diabetes tipe 2 sudah banyak diketahui oleh masyarakat awam. Beberapa di antaranya adalah peningkatan frekuensi berkemih dan rasa haus, kelelahan, turun berat badan, serta pandangan mata menjadi rabun.
"Satu gejala yang jarang diketahui adalah rambut rontok," kata dr Vida, seperti dilansir Express pada Sabtu (3/2/2024).
Menurut dr Vida, ada beberapa mekanisme yang dapat menyebabkan rambut rontok pada individu dengan diabetes tipe 2. Salah satu di antaranya adalah kerusakan pembuluh darah yang dipicu oleh kadar gula darah yang selalu tinggi.
"Kerusakan pembuluh darah ini menyebabkan folikel rambut tidak bisa mendapatkan cukup oksigen, yang kemudian bisa mengganggu dan menyetop siklus pertumbuhan rambut," kata dr Vida.
Kekurangan pasokan oksigen bisa menyebabkan folikel rambut memasuki fase istirahat dan fase shedding atau merontokkan rambut, alih-alih memasuki fase pertumbuhan rambut. Akibatnya, lambat laun rambut akan semakin menipis karena kerontokan rambut tidak diiringi dengan pertumbuhan rambut yang imbang.
Dr Vida melanjutkan, mekanisme yang kedua adalah minimnya produksi insulin. Seperti diketahui, insulin adalah hormon yang membantu sel untuk mendapatkan gula sebagai sumber energi. Dengan begitu, sel-sel di dalam tubuh bisa menjalankan fungsi normal mereka, termasuk menciptakan rambut pada folikel rambut.
Produksi insulin yang menurun dapat membuat sel-sel ikut terdampak dan tidak bisa menjalani fungsinya, termasuk fungsi menumbuhkan rambut. Akibatnya, pertumbuhan rambut baru pada folikel rambut akan ikut terhalang.
Menurut dr Vida, rambut rontok memang tidak hanya disebabkan oleh diabetes tipe 2. Banyak kondisi lain yang juga dapat memicu rambut rontok, seperti stres, perubahan hormon, faktor keturunan, hingga defisiensi vitamin.
Akan tetapi, orang-orang patut mencurigai adanya kemungkinan diabetes tipe 2 bila ada beberapa gejala diabetes lain yang menyertai kondisi rambut rontok. Bila mengalami kondisi ini, dr Vida menganjurkan orang-orang untuk memeriksakan diri ke dokter.
"Anda perlu berkonsultasi dengan dokter Anda mengenai diagnosis potensial," ujar dr Vida.
Sebagai tambahan, dr Vida mengatakan masalah rambut rontok juga bisa terjadi pada pasien diabetes yang sudah terdiagnosis. Dr Vida menyatakan, cara terbaik untuk mencegah kerontokan rambut pada pasien diabetes adalah dengan menjaga kontrol kadar gula darah.
Selain mengatur pola makan dan menggunakan obat secara rutin sesuai anjuran dokter, olahraga juga bisa membantu. Olahraga tak hanya membantu menjaga kontrol kadar gula darah tetapi juga bisa memperbaiki pengiriman oksigen ke sel-sel di dalam tubuh, termasuk sel di folikel rambut.