Gelombang Panas Dorong Risiko Kebakaran Hutan Australia ke Tingkat Ekstrem

ebagian besar wilayah Australia dilanda gelombang panas pada Ahad (4/2/2024).

EPA-EFE/EVAN COLLIS/DFES
Foto selebaran yang disediakan oleh Departemen Kebakaran dan Layanan Darurat Australia Barat (DFES) menunjukkan kebakaran semak di Wooroloo, dekat Perth, Australia Barat, Australia, 02 Februari 2021 (dikeluarkan 03 Februari 2021). Lebih dari 70 rumah hancur akibat kebakaran hutan yang tak terkendali di pinggiran timur laut Perth sejak 01 Februari.
Rep: Lintar Satria Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA  -- Sebagian besar wilayah Australia dilanda gelombang panas pada Ahad (4/2/2024). Ketika pihak berwenang memperingatkan risiko kebakaran hutan di musim kebakaran sudah tinggi selama pola cuaca El Nino.

Badan prediksi cuaca Australia mengeluarkan peringatan gelombang panasi di negara-negara terpadat di negara itu,  New South Wales, Wilayah Ibu Kota Australia, Wilayah Utara dan Australia Barat. Suhu udara di beberapa bagian Australia dapat mencapai di bawah 40 derajat Celsius.

Pola cuaca El-Nino yang menghangatkan suhu permukaan Samudra Pasifik diasosiasikan dengan fenomena angin topan, kekeringan, kebakaran hutan dan gelombang panas.

Data ramalan cuaca menunjukkan suhu tertinggi di bagian barat Sydney, ibu kota New South Wales, diperkirakan mencapai 39 Celsius hampir 10 derajat di atas rata-rata bulan Februari.

Kondisi panas dan kering yang dikombinasikan dengan angin kencang mendorong prakirawan untuk mengeluarkan peringatan "bahaya kebakaran ekstrem" untuk beberapa bagian negara bagian Victoria dan Australia Selatan.

Cuaca panas pada Ahad ini yang merupakan gelombang panas terbaru dari serangkaian gelombang panas yang menghanguskan Australia. Gelombang panas telah memicu banjir di bagian timur negara itu bulan lalu.

Baca Juga


sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler