Sayyidah Khadijah dan Kesuksesan Rasulullah
Sayyidah Khadijah selalu mendukung perjuangan Rasulullah.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ada kata-kata bijak yang populer tentang peran wanita dalam menunjang kesuksesan laki-laki. Kata-kata tersebut yakni "Di balik Pria Sukses, Ada Wanita Hebat di Belakangnya". Dalam konteks keluarga, ini cocok dengan kesuksesan seorang suami ada peran istri hebat di belakangnya.
Kata bijak populer tersebut memang benar adanya. Dalam sejarah Islam, kehidupan rumah tanggal Rasulullah dengan Sayyidah Khadijah adalah bukti bahwa bahwa ada peran wanita dibalik kesuksesan Rasulullah dalam mengemban tugas dari Allah Swt yang diturunkan lewat wahyu.
Prof Jassim Muhammad al-Munthawwa' dalam bukunya "Menelusuri Kamar-Kamar Rasulullah" mengambarkan bagaimana dukungan istri Rasulullah dalam mendukung kesuksesan dakwahnya. Sebagaimana Aisyah r.a meriwayatkan peristiwa turunnya wahyu pertama kalinya kepada Rasulullah melalui beberapa proses yang berbeda. Ada yang langsung dari Allah dan beberapa lewat perantara malaikat.
Salah satu proses penerimaan wahyu membuat Rasulullah gemetar setelahnya. Peristiwa itu terjadi ketika datang malaikat Jibril dan menyuruhnya untuk membaca. Namun Rasulullah mengatakan tidak bisa membaca.
Jibril kemudian merangkul dan mendekapnya lalu memintanya kembali membaca. Rasulullah tetap dengan jawaban yang sama tidak bisa membaca. Hal tersebut terjadi beberapa kali hingga turunlah Surah al-Alaq ayat 1-5.
Setelah itu, Rasulullah pulang dengan hati bergetar dan takut. Ia bertemu dengan Khadijah. Rasulullah meminta Khadijah menemaninya sampai rasa takutnya hilang. Rasulullah kemudian menceritakan peristiwa dengan malaikat Jibril tersebut.
"Aku mengkhawatirkan diriku sendiri" kata Rasulullah.
Khadijah berusaha menenangkannya dengan mengatakan, "Sekali-kali tidak. Demi Allah, Dia tidak akan pernah membuat engkau susah dan bersedih. Selamanya."
"Engkau selalu menyambung silaturahmi, berkata benar, menanggung beban orang-orang lemah, menafkahi orang yang tak punya, menyenangkan tamu, dan menolong orang yang ditimpa kesusahan musibah." Sambung Khadijah.
Setelah itu, Khadijah mengajak Rasulullah bertemu dengan Waraqah bin Naufal, anak pamannya. Tujuannya agar Rasulullah juga meminta pendapat dari Waraqah atas apa yang dialaminya bersama Jibril.
Kisah tersebut menunjukkan bagaimana dukungan Khadijah kepada Nabi Muhammad dalam tahapan menerima wahyu Allah hingga mampu keluar dari rasa takutnya. Khadijah memuji Rasulullah dengan menyebut beberapa sifatnya di kala merasa takut.
Dan mengajaknya bertemu dengan Waraqah adalah cara lain Khadijah untuk menguatkan Rasulullah dalam menerima wahyu dari Jibril. Dan atas dukungan Khadijah tersebut Rasulullah sukses menjalankan menerima dan menjalankan perintah Allah tersebut.