Brebes Dilanda Banjir, 1.296 Warga Terdampak
Beberapa warga terdampak banjir dikabarkan mengungsi sementara.
REPUBLIKA.CO.ID, BREBES — Banjir yang melanda wilayah Dukuh Bayur RT 11-15/RW 03 Desa Bojong, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Jawa Tengah, dilaporkan berdampak terhadap lebih dari seribu warga. Beberapa warga terdampak banjir dikabarkan mengungsi sementara.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Brebes, setidaknya ada 446 kepala keluarga (KK) atau 1.296 jiwa yang terdampak banjir. Dilaporkan tidak ada korban jiwa ataupun luka akibat kejadian banjir ini.
“Saat ini ada seribuan lebih masyarakat yang terdampak dan ada beberapa orang yang mengungsi di masjid,” kata Kepala BPBD Kabupaten Brebes Nushy Mansur, saat dihubungi Republika, Selasa (6/2/2024).
Menurut Nushy, ketinggian genangan banjir ada yang mencapai sekitar 1,2 meter. “Hanya beberapa tempat saja, tidak semuanya. Yang paling dalam itu 1,2 meter,” ujar dia.
BPBD melaporkan banjir itu dipicu hujan dengan intensitas sedang hingga tinggi yang terjadi di wilayah selatan dan utara Kabupaten Brebes. Turunnya hujan membuat debit air Sungai Pemali meningkat.
Selain itu, berdasarkan laporan dari Bendung Notog, ada air limpas di ketinggian 335 sentimeter, dengan status awas, pada sekitar pukul 02.00 WIB. Sekitar pukul 03.00 WIB air limpas itu sampai di wilayah Dukuh Bayur RT 11-15/RW 03 Desa Bojong, Kecamatan Jatibarang, yang mengakibatkan banjir.
BPBD Kabupaten Brebes berkoordinasi dengan sejumlah pihak terkait, termasuk perangkat desa setempat, untuk melakukan pendataan dan asesmen dampak banjir. Dilakukan juga upaya evakuasi terhadap sejumlah warga terdampak banjir.
Nushy mengatakan, BPBD juga memberikan pelayanan bagi warga yang mengungsi sementara di masjid dan memberikan bantuan logistik berupa makanan siap saji, air mineral, juga bantuan tikar.
“Kami mengimbau kepada warga untuk selalu berhati-hati dan waspada dalam beraktivitas baik di dalam maupun luar ruangan, mengingat sekarang cuaca tidak menentu dan terkadang cukup ekstrem,” ujar Nushy.