Ramai di Media Sosial Ahok Pertanyakan Kemampuan Kerja Gibran dan Jokowi

Dalam percakapan itu, Ahok khawatir jika Gibran mendadak jadi Presiden.

Republika/Prayogi
Politikus PDI Perjuangan Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok
Rep: Teguh/Antara Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ramai di media sosial, pernyataan Basuki Tjahaja Purnama yang mempertanyakan kemampuan kerja Gibran Rakabuming Raka dan Presiden Joko Widodo. Pernyataan itu terlempar saat Ahok sapaan akrab Basuksi berdialog dengan seorang lansia di atas panggung acara Ganjar-Mahfud. 

Baca Juga


"Jangankan ibu adik perempuan saya saja tidak mau pilih Ganjar, mau milih Prabowo," kata Ahok kepada lansia tersebut. 

Ahok pun bertanya-tanya mengapa tidak mau pilih Ganjar? Lalu sang adik, kata Ahok, menjawab, "Ibu Megawati saja ajak Prabowo jadi wakil kok."  

Namun Ahok menjelaskan bahwa ibu Megawati (Ketum PDIP) ajak Prabowo karena sudah mengampuni.  Adapun persoalan memilih presiden, kata Ahok, tentu jangan mencoblos calon yang tak sehat. "Kita tak ingin pemimpin emosional, yang tak terbukti bisa kerja, ini presiden loh," ujarnya. 

Mantan gubernur DKI itu pun khawatir bila tiba-tiba Gibran yang naik menjadi Presiden karena ada keadaan tertentu.  

"Ibu sih 82 tahun saya gak bisa berdebat sama ibu, tapi Presiden, kalau cuma 2 tahun, karakter teruji kalau ada kekuasaan, di mana ada bukti Gibran bisa kerja selama wali kota terus ibu kira pak jokowi juga bisa kerja?" kata Ahok ke ibu. 

 

Ahok tak menampik semua bisa berdebat soal ini. Tapi ia mengaku tahu betul, hanya saja tak mau membukanya di depan publik. 

"Saya lebih tahu, saya gak enak ngomong di depan umum,. tapi kalau ibu ingin memilih Prabowo itu hak ibu, tapi saya ingin sampaikan juga tidak fair kalau hanya kemampuan kerja, itu saja dasarnya," katanya. 

Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menilai dukungan Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok justru memberi efek kejut bagi Presiden RI Joko Widodo (Jokowi).

Hal ini disampaikan Hasto untuk menepis isu bahwa Ahok menjadi 'kuda putih' bagi Presiden Joko Widodo (Jokowi) di balik dukungannya terhadap pasangan calon nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud Md.

"Tidak ada kuda putih, tapi itu mengejutkan, kemungkinan besar mengejutkan Pak Jokowi," ujar Hasto di Kantor DPP PDIP, Jakarta, Senin.

Diketahui, narasi yang menyebut Ahok sebagai 'Kuda Putih' ini ramai di media sosial X. Banyak anggapan Presiden Jokowi sengaja menempatkan Ahok untuk mencegah paslon 03 bergabung dengan 01.

Menurut Hasto, Ahok merupakan salah satu orang yang yang terlibat dengan keberhasilan Presiden Jokowi. Pasalnya, Jokowi dan Ahok pernah bersama-sama memimpin Provinsi DKI Jakarta.

Sekretaris Tim Pemenangan Nasional (TPN) itu melihat dukungan yang diberikan Ahok kepada Ganjar-Mahfud sepenuhnya merupakan gerakan moral dan etika. "Itu kalkulasinya bukan untung rugi. (Justru) Pak Ahok rugi karena Pertamina keuntungannya besar. (Tapi) ini panggilan bangsa," katanya.

Dia berharap dukungan yang diberikan Ahok kepada Ganjar-Mahfud bisa diikuti oleh seluruh rakyat Indonesia. Tak terkecuali, Presiden Jokowi yang merupakan orang dekat Ahok. "Moga-moga Pak Jokowi ikut (dukung Ganjar-Mahfud)," pungkas Hasto.

Untuk diketahui, Basuki Tjahaja Purnama atau akrab disapa Ahok akhirnya mengundurkan diri sebagai komisaris utama PT Pertamina Persero. Langkah ini diambil dalam rangka ingin fokus mengampanyekan pasangan calon nomor urut tiga, Ganjar Pranowo dan Mahfud MD di Pilpres 2024.

Kabar pengundurannya ini disampaikan mantan Gubernur DKI Jakarta itu lewat unggahan di akun instagram pribadinya @basukibtp pada sore hari ini. "Unggahan ini merupakan bukti tanda terima Surat Pengunduran Diri saya sebagai Komisaris Utama PT. Pertamina (Persero) yang saya serahkan hari ini, 2 Februari 2024," kata Ahok dalam keterangannya.

Dengan mundurnya sebagai Komisaris Utama PT Pertamina, Ahok menyatakan mendukung serta akan mengkampanyekan pasangan Ganjar-Mahfud di Pilpres 2024. "Hal ini agar tidak ada lagi kebingungan terkait arah politik saya. Merdeka! Merdeka! Merdeka!," ujarnya.

 

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler