AS Diminta Berhenti Persenjatai Israel

Negara Eropa ikut bertanggung jawab atas kekejaman yang terjadi di Gaza.

AP Photo/Hatem Ali
Warga Palestina berduka atas kematian seorang anak dalam pemboman Israel di Jalur Gaza di kamar mayat rumah sakit di Rafah, Senin, (12/2/2024).
Rep: Lintar Satria Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mendesak sekutu-sekutu Israel, terutama Amerika Serikat (AS) untuk berhenti mengirimkan senjata karena "terlalu banyak orang" yang dibunuh di Gaza. Ia merujuk pernyataan Presiden AS Joe Biden pekan lalu yang mengatakan respon Israel atas serangan Hamas pada 7 Oktober sudah keterlaluan.

Baca Juga


"Ya, bila anda yakin sudah terlalu banyak orang yang dibunuh, mungkin anda seharusnya mengurangi senjata untuk mencegah banyak orang dibunuh," kata Borrell seperti dikutip dari Aljazirah, Senin (13/2/2024). "Apakah itu tidak logis?" tambahnya dalam konferensi pers di Brussels bersama kepala lembaga bantuan pengungsi PBB untuk Palestina (UNRWA) Philippe Lazzarini.

Israel kemudian menekan Lazzarini untuk mundur. "Berapa kali anda mendengar pemimpin dan menteri luar negeri di seluruh dunia terlalu banyak orang yang dibunuh?" tanya Borrell.

"Bila masyarakat internasional percaya ini pembantaian, terlalu banyak orang yang dibunuh, mungkin kita harus berpikir mengenai penyediaan senjata," tambahnya. Kepala diplomat Uni Eropa itu juga mengkritik perintah evakuasi Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada lebih dari satu juta warga Palestina yang mengungsi di Kota Rafah sebelum Israel menggelar operasi militer di sana.

"Kemana mereka akan dievakuasi? Ke bulan? Kemana mereka akan mengevakuasi orang-orang ini?" tanya Borrell. Ini bukan pertama kalinya Borrell menyampaikan kekhawatiran mengenai rencana invasi Israel ke Rafah. Pada Ahad (11/2/2024), ia mengatakan serangan ke kota itu akan mengakibatkan bencana kemanusiaan tak terkatakan dan meningkatkan ketegangan dengan Mesir.

Mantan Menteri Keuangan Yunani Yanis Varoufakis mengatakan negara-negara Eropa ikut bertanggung jawab atas kekejaman yang terjadi di Gaza. "Kami orang Eropa menciptakan masalah, kami memainkan peran yang kejam, dalam melanggengkan masalah ini," kata Varoufakis.

Mantan menteri keuangan tersebut menuduh Borrell munafik karena mengatakan tidak ada tekanan yang cukup untuk Israel, dan menegaskan Uni Eropa secara kolektif turut mempersenjatai Israel. "Saat kita berbicara, Jerman, Prancis, dan Italia mengirimkan persenjataan yang digunakan di Rafah untuk membunuh orang," tambah Varoufakis.

Pernyataan ini disampaikan setelah ratusan orang tewas dalam serangan udara Israel di Rafah. Sementara para pengungsi di sana bersiap-siap menghadapi untuk serangan besar di daerah perkotaan yang padat penduduknya. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler