Tak Sampai 2 Bulan, Harimau Sumatra di Medan Zoo Mati Lagi

Medan Zoo berdiri karena kebutuhan perlindungan satwa, bukan menunggu investor.

Antara/Fransisco Carolio
Harimau sumatera bernama Bintang Baringin berada di kandang Medan Zoo, Kota Medan, Sumatera Utara, Selasa (28/9/2021).
Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, MEDAN -- Seekor harimau sumatra kembali mati akibat prognosis infausta atas nama Bintang Sorik berusia 13 tahun di Kebun Binatang Medan atau Medan Zoo, Medan, Selasa (13/2/2024).

Baca Juga


"Sudah lima ekor harimau mati di Medan Zoo dengan prognosis infausta," ujar Juru Kampanye Satwa Liar - The Wildlife Whisperer of Sumatra Arisa Mukharliza.

Prognosis fausta artinya suatu penyakit dapat disembuhkan. Sebelumnya, kata dia, sebanyak empat ekor harimau mati di Medan Zoo, masing-masing dua ekor harimau sumatra bernama Erha pada 3 November 2023 dan Nurhaliza pada 31 Desember 2023.

Kemudian dua ekor harimau benggala atas nama Avatar pada 3 Desember 2023, dan Wesa yang berusia sekitar 19 tahun pada 22 Januari 2024.

"Semua makhluk hidup bakal kembali ke Sang Pencipta. Tetapi kasus harimau di Medan Zoo bukan tentang hidup dan mati satwa, tapi tanggung jawab dan peran pengelola kebun binatang," ucapnya.

Terutama Perusahaan Umum Daerah (PUD) Pembangunan selaku BUMD milik Pemkot Medan sebagai pengelola Medan Zoo, dan pemilik satwa liar milik negara. Dalam hal ini Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) melalui Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatra Utara.

"Tanggung jawab kedua instansi itu harus dicari tahu sejauh mana mereka benar-benar serius merawat satwa di tengah kendala finansial sejak pandemi pada 2020," kata Arisa.

Ia menyebut Medan Zoo berdiri karena kebutuhan perlindungan satwa, bukan menunggu investor pengembangan taman margasatwa dari pembangunan orientasi bisnis.

Medan Zoo terletak di Jalan Bunga Rampai IV, Kelurahan Simalingkar B, Medan Tuntungan, pada Januari 2024 memiliki koleksi satwa 110 ekor dari sebelumnya pada 2022 dengan jumlah satwa 255 ekor di lahan 10 hektare dari total 30 hektare.

"Jika masih belum paham masalah Medan Zoo ini, undang praktisi konservasi satwa liar untuk berdiskusi sembari menunggu calon-calon investor yang belum pasti," tutur Arisa.

ANTARA melansir, Plt Direktur Utama PUD Pembangunan Bambang Hendarto yang dihubungi melalui telepon seluler tidak menjawab, sementara Kepala BBKSDA Sumut Rudianto Saragih Napitupulu, telepon selulernya tidak aktif.

Wali Kota Medan Bobby Nasution mengatakan renovasi berbagai fasilitas akan dilakukan dengan menutup Kebun Binatang Medan mulai Februari 2024. "Akan kita tutup untuk direnovasi. Selama masa renovasi hewannya ke mana? Hewannya ditaruh di mana? Siapa yang ngurus? Nah ini akan kita jelaskan. Kan saya bilang begitu. Rencananya tahun ini. Mudah-mudahan bulan kedua," katanya, beberapa waktu lalu.

 

 

 

sumber : ANTARA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler