Erick Thohir: Demokrasi Yes, Black Campaign No

Erick berharap negara lain juga menghargai proses demokrasi Indonesia.

Dok. Republika
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir hadir TPS 17 yang belokasi di SD 05 Kebon Baru, Jl. Gudang Peluru, Jakarta Timur, Rabu (14/2/2024).
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menanggapi film dokumenter Dirty Vote yang tayang pada masa tenang pekan ini. Erick mengaku tidak ambil pusing atas peluncuran film dokumenter tersebut. 

Baca Juga


"Ya itu bagian dari demokrasi. Yang penting kan jangan sampai kita melakukan black campaign, itu yang enggak boleh," ujar Erick usai memberikan hak suara di tempat pemungutan suara (TPS) 17 di SDN Kebon Baru 05, Jalan Gudang Peluru, Kecamatan Tebet, Jakarta Selatan, Rabu (14/2/2024).

Erick mengatakan, BUMN selalu terbuka dalam menerima masukan dan pengawasan dari pihak mana pun. Erick mencontohkan sejumlah kegiatan BUMN yang didatangi Bawaslu seperti saat acara Next-Gen di City Hall, Pondok Indah Mall (PIM) 3, Jakarta, Selasa (13/2/2024). "Saya agak bingung juga karena kegiatan-kegiatan itu di BUMN seperti biasa," ucap Erick. 

Erick tak ingin program yang sudah direncanakan terhenti akibat masa pemilu. Toh, ucap Erick, acara-acara BUMN tidak ada hubungannya dengan politik. "Masak di waktu-waktu tenang itu restoran harus tutup, kegiatan sehari-hari, dan media juga kan jalan terus. Yang penting kan kita menjaga profesionalisme, aturan-aturan buat pemilih itu dan alhamdulillah Bawaslu sudah buat statement, kemarin tidak ada apa-apa," sambung Erick. 

Erick berharap negara lain juga menghargai proses demokrasi Indonesia.  Erick menyebut banyak kampanye hitam datang dari luar negeri mengenai Indonesia. Pria kelahiran Jakarta itu mengaku heran dengan aksi kampanye hitam negara lain kepada Indonesia yang secara jelas merupakan negara nonblok. Erick menegaskan negara lain tidak bisa mengintervensi demokrasi Indonesia. 

"Kecuali kita negara yang kelihatan berpihak ke kanan atau kiri. Ini kan keberpihakan kepada rakyat kita. Kita bicara investasi, itu untuk pekerjaan masyarakat," lanjut dia. Erick menilai banyak negara lain yang mulai memandang Indonesia sebagai calon negara maju. Hal ini yang membuat bermunculan kampanye hitam mengenai Indonesia. 

"Memang akhirnya kita harus kuat karena ibarat perlombaan lari, tidak ada yang mau nomor 2,3,4, maunya juara. Nah ketika Indonesia menuju juara menjadi negara yang besar, bukan tidak mungkin banyak negara yang agak gatel-gatel. Ini yang mesti saya yakinkan, kita benar-benar harus jaga negara kita," kata Erick.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler