5 Tahun Usai Jalani Stem Cell Leukemia, Pria California Masih dalam Masa Remisi HIV
Stem cell untuk leukemia tampak bisa sembuhkan infeksi HIV.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Seorang pria masih dalam masa remisi dari infeksi human immunodeficiency virus (HIV) lima tahun setelah jalani transplantasi sel punca (stem cell) untuk mengobati leukimia yang dideritanya. Dikutip dari WebMD, remisi berarti hidup bebas penyakit setelah pasien menghentikan pengobatan.
Penyebab penyakitnya belum tentu hilang, namun sistem kekebalan tubuh penderita mampu mengendalikannya. Para ilmuwan sepakat mengenai definisi "remisi" yang diterapkan pada HIV, virus penyebab AIDS. Secara umum, hal ini berarti viral load HIV tetap tidak terdeteksi setelah pengobatan dihentikan.
Pasien tersebut berusia 63 tahun ketika menerima transplantasi tahun 2019. Dia menjadi pasien keempat di dunia dan tertua yang mengalami remisi jangka panjang dari kondisi mematikan tersebut. Dia dijuluki pasien City of Hope (Kota Harapan), diambil dari nama rumah sakit di California, Amerika Serikat (AS) tempat dia dirawat.
Dilansir The Sun, Jumat (16/2/2024), pria itu hidup dengan HIV selama 31 tahun dan menderita stadium AIDS, yang secara tragis merenggut banyak temannya di tahun '80-an. Pembaruan medis terbaru, yang diterbitkan dalam New England Journal of Medicine, mengonfirmasikan bahwa pria yang tidak disebutkan namanya itu masih hidup dan terbebas dari penyakit lima tahun setelah dia pertama kali dirawat.
Para dokter mengatakan, pada saat laporannya dibuat, pasien masih dalam tahap remisi dari HIV dan AML (Acute Myeloid Leukemia). Dia masih menerima pengobatan topikal untuk penyakit oral graft-versus-host.
"Kasus ini menunjukkan bahwa pasien lanjut usia yang menjalani transplantasi sel hematopoietik dengan intensitas rendah untuk pengobatan kanker dapat disembuhkan dari infeksi HIV-1," ujar para dokter.
Data terbaru menunjukkan lebih dari 106 ribu orang di Inggris hidup dengan HIV pada 2020. Kemajuan-kemajuan dalam bidang kedokteran berarti pasien masa kini dapat hidup dengan penyakit ini dan mengurangi virus ke tingkat yang tidak terdeteksi di dalam tubuh, sehingga mengurangi risiko menularkannya kepada orang lain.
Sejak pasien Kota Harapan, ada dua orang lagi dinyatakan bebas HIV , sehingga totalnya kini menjadi enam orang. Orang-orang itu termasuk pasien Berlin, London, Dusseldorf, New York, dan Jenewa.
Semuanya menjalani transplantasi sumsum tulang untuk mengobati kasus kanker yang serius. Merek menerima sel-sel punca dari donor dengan mutasi gen CCR5, kecuali pasien Jenewa. Mutasi ini diketahui menghalangi HIV memasuki sel tubuh.
Pasien Kota Harapan menerima transplantasi yang sama setelah menjalani terapi antiretroviral (ART) selama 30 tahun. ART menekan replikasi HIV di dalam tubuh dan memungkinkan penderitanya untuk hidup normal dan sehat.
Setelah transplantasi lima tahun lalu dan diikuti kemoterapi, pasien Kota Harapan berhenti memakai ART pada Maret 2021. Dia sekarang telah dalam masa remisi dari HIV dan leukimia selama lebih dari dua tahun.
Berbicara pada tahun lalu, pria tersebut menyebut ketika dia diagnosis mengidap HIV pada tahun 1988, seperti banyak orang lainnya, dia pikir itu adalah hukuman mati.
"Saya tidak pernah berpikir saya akan hidup sampai hari di mana saya tidak lagi mengidap HIV. Saya sangat bersyukur," ujar pasien Kota Harapan.