Lima Waralaba yang Batalkan Sekuel Film dengan Berbagai Alasan
Dibatalkannya sekuel ini karena pendapatan film yang mengecewakan di box office.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beberapa waralaba film sukses besar di Hollywood, tetapi ada juga yang gagal berkembang. Akibatnya, rencana sekuel film yang sudah disiapkan akhirnya dibatalkan atau tak kunjung direalisasikan. Salah satu penyebabnya adalah pendapatan film yang mengecewakan di box office.
Ada juga beberapa waralaba yang urung melanjutkan sekuel karena penilaian buruk dari kritikus. Berikut lima waralaba yang batal menghadirkan lanjutan film, meski sebenarnya banyak penggemar menantikannya, dikutip dari laman ScreenRant, Sabtu (17/2/2024).
1. Eragon (2006)
Film Eragon yang diangkat dari buku-buku karya Christopher Paolini muncul tepat sebelum ekspansi waralaba besar seperti Marvel Cinematic Universe (MCU). Namun, film ini berakhir menggantung dengan sekuel yang tidak pernah terdengar kabarnya sampai sekarang.
Dengan anggaran 100 juta dolar AS (kini setara dengan Rp 1,56 triliun), film menghasilkan 250 juta dolar AS (Rp 3,9 triliun). Sayangnya, film dibombardir dengan ulasan negatif tentang aspek cerita, meski visualnya dipuji dengan penampilan naga CGI yang spektakuler.
2. The Mummy (2017)
Disutradarai oleh Alex Kurtzman dan dibintangi oleh Tom Cruise, The Mummy rilisan 2017 ini adalah reboot dari seri film klasik Mummy yang dulu dibintangi oleh Brenden Frasier. Kali ini, film menceritakan kisah yang berbeda tapi dengan inti sama terkait mumi di Mesir.
Universal Studios mempunyai harapan besar untuk membangun "Dark Universe" yang luas dari film ini. Bahkan, ada rencana menyertakan bintang-bintang besar seperti Johnny Depp, Angelina Jolie, Javier Bardem, dan Russell Crowe. Namun, proyek itu dibatalkan.
3. Power Rangers (2017)
Hadirnya film Power Rangers di tahun 2017 lalu menghidupkan nostalgia pada penonton setia serial televisi "Power Rangers" yang dulu hadir di layar kaca. Film ini sebenarnya memiliki pemeran yang luar biasa, dengan alur cerita yang menjanjikan.
Sayangnya, ketika dirilis, film tersebut hanya menghasilkan 140 juta dolar AS (Rp 2,19 triliun), dengan anggaran 100 juta dolar AS (Rp 1,56 triliun). Mempertimbangkan biaya pemasaran dan distribusi, rencana lanjutan film pun dibatalkan.
4. Pokémon: Detective Pikachu (2019)
Pokémon adalah hak kekayaan intelektual dan waralaba media dengan nilai total paling tinggi di dunia, sekitar 140 miliar (Rp 2.191 triliun). Karena itu, keterlambatan pengembangan sekuel film Pokémon: Detective Pikachu menjadi cukup dipertanyakan.
Film itu menerima ulasan yang baik, dengan pendapatan kotor hampir 440 juta dolar AS (Rp 6,88 triliun). Sekuelnya diperkirakan tetap hadir di masa mendatang, namun perkembangannya sangat lambat dan hampir tidak ada detail yang tersedia saat ini.
5. Alita: Battle Angel (2019)
Diproduseri oleh James Cameron dan Robert Rodriguez, Alita: Battle Angel mengadaptasi serial manga Jepang populer karya Yukito Kishiro yang berjudul "Gunnm". Semula, ada rencana penggarapan sekuel, tapi ada penolakan signifikan terhadapnya.
Tayangan live-action ini terutama dikritik karena skenarionya, sementara banyak elemen lainnya dipuji. Dari segi pendapatan, film ini sebenarnya berhasil memperoleh penghasilan yang lumayan di box office, yakni lebih dari 400 juta dolar AS (Rp 6,26 triliun).