Dorong Pertumbuhan Bisnis, JIEP Permudah UMKM Kantongi Sertifikasi Halal MUI
JIEP mendukung dan mendampingi UMKM binaan meraih sertifikasi halal MUI.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mengurus dan mengajukan sertifikat halal menjadi suatu hal yang sama sekali tidak terpikirkan oleh Hadijah (52 tahun). Selain karena tidak mengerti bagaimana cara mengurusnya, pemilik UMKM Dapoer Mpok Iyah tersebut beranggapan bahwa pengajuan sertifikasi halal memerlukan biaya yang besar.
Namun demikian, berkat dukungan dari PT Jakarta Industrial Estate (PT JIEP), salah satu camilan yang diproduksi Hadijah yakni stik bawang berhasil mengantongi sertifikasi halal dari Majelis Ulama Indonesia (MUI). Hadijah yang termasuk UMKM binaan PT JIEP, mengatakan bahwa sertifikasi halal tersebut didapat pada awal Februari 2024.
“Prosesnya sendiri dari akhir 2023, dan akhirnya dapat sertifikasi halal di awal Februari 2024. Itu terbilang cepat, karena memang dibantu dan didampingi oleh PT JIEP. Syarat dan berkas yang harus dikumpulkan itu kan banyak sekali ya, saya hampir saja menyerah karena harus sambil masak dan dagang. Tapi berkat pendampingan PT JIEP, saya jadi semangat dan lebih mudah mengurusnya,” kata Hadijah saat diwawancarai di kediamannya di Rawa Terate, Cakung, Jakarta Timur, Selasa (20/2/2024).
Stik bawang yang telah mendapat sertifikasi halal tersebut dibanderol dengan harga Rp 18 ribu untuk satu toples ukuran 500 gram. Menurut Hadijah, stik bawang tersebut biasanya ramai dipesan saat menjelang bulan suci Ramadhan dan Lebaran Idul Fitri.
“Nanti pas bulan Ramadhan mulai stok bisa sampai 100 toples. Karena kalau pas bulan puasa itu banyak yang beli, apalagi pas mau lebaran rame banget,” kata Hadijah.
Herman Darmawan (69 tahun), suami dari Hadijah, menambahkan bahwa pendampingan dan dukungan PT JIEP dalam proses pengajuan sertifikasi halal benar-benar sangat optimal. Menurut dia, tidak banyak perusahaan yang melakukan pembinaan terhadap UMKM setelaten PT JIEP.
“Di area ini kan banyak UMKM binaan perusahaan lain, tapi mereka itu enggak ada yang seperti PT JIEP yang mau bantuin dari awal sampai beres,” kata Herman.
Selain berjualan steik bawang, Hadijah dan Herman juga menjual nasi kebuli yang dijajakan di depan rumah mereka mulai pukul 05.30 hingga 09.00 WIB. Usaha ini mulai ditekuni saat keluarganya kesulitan ekonomi akibat pandemi dan suaminya dirumahkan dari pekerjaannya.
Pada awal berjualan nasi kebuli, kata Herman, mereka hanya mengandalkan modal yang terbatas sehingga pendapatannya pun hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari. Namun setelah mendapat bantuan modal dan menjadi UMKM binaan PT JIEP, Herman dan Hadijah bisa mendapatkan omset hingga 50 persen, dari yang tadinya Rp 300-500 ribu per hari, kini menjadi Rp 1 juta per hari.
“Setelah diberikan modal sama PT JIEP jadi alhamdulilah kita bisa membeli bahan baku lebih banyak, enggak eceran lagi, jadi kan lebih murah. Terus juga kita beli tenda juga buat pembeli yang mau makan di sini. Benar-benar bersyukur bisa jadi binaan PT JIEP,” jelas Herman.
Dia bersyukur karena setelah mendapatkan bantuan modal dari PT JIEP, dia tidak perlu meminjam ke bank keliling ataupun pinjol. Menurut Herman, banyak pelaku UMKM di kawasan Rawa Terate yang terpaksa meminjam modal ke bank keliling dan pinjol yang memiliki bunga sangat tinggi. Ironisnya, lanjut Herman, para pelaku UMKM tersebut banyak yang tidak bisa bertahan hingga akhirnya gulung tikar, dan pada akhirnya harus dikejar-kejar pinjol.
“Banyak lho di sini yang ujung-ujungnya pada minjem ke pinjol sama bank keliling. Bunganya kan tinggi banget itu. Mereka banyak yang enggak pada mampu balikinnya karena enggak sesuai sama pendapatan. Makanya kami bersyukur bisa dapat bantuan modal dari PT JIEP, yang bunganya juga sangat rendah,” kata Herman.
Konsistensi membina UMKM
Corporate Secretary PT JIEP Medik Endra Wahyudi mengatakan bahwa hingga saat ini pihaknya telah membantu kurang lebih 59 UMKM, termasuk Dapoer Mpok Iyah, untuk mendapatkan sertifikasi halal. Ia berharap, upaya ini dapat membantu UMKM binaan PT JIEP untuk semakin berkembang.
"Sertifikasi halal itu menjadi salah satu komponen penting untuk membuat para pelaku UMKM berkembang. Konsumen pada akhirnya tidak ragu untuk membeli produk UMKM binaan karena sudah ada sertifikasi halal," kata Medik.
Untuk dapat memajukan UMKM binaan, PT JIEP juga telah melakukan berbagai pembinaan melalui pemberian modal, pelatihan keterampilan dan juga branding atau marketing. Selain itu, kata Medik, PT JIEP juga kerap mempromosikan produk makanan atau catering dari para UMKM binaan.
"Biasanya kami juga memperkenalkan UMKM Binaan dengan memesan produknya untuk acara yg kami selenggarakan agar produknya semakin banyak di kenal dan dicicipi oleh banyak orang," kata dia.
Menurut Medik, PT JIEP juga akan terus berdedikasi untuk mendorong kemajuan UMKM di sekitar kawasan PT JIEP. Sesuai dengan pilar ekonomi tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) PT JIEP, PT JIEP berupaya untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkualitas melalui keberlanjutan peluang kerja dan usaha.