Enam Petugas Pemilu dan Linmas di NTT Dilaporkan Meninggal Dunia
Dari enam petugas pemilu yang meninggal, baru satu yang menerima kompensasi.
REPUBLIKA.CO.ID, KUPANG--Komisi Pemilihan Umum (KPU) Nusa Tenggara Timur melaporkan sebanyak enam petugas penyelenggara pemilu meninggal dunia usai mengawal suksesnya pesta demokrasi pada 14 Februari lalu. Selain itu, seorang petugas perlindungan masyarakat (Linmas) juga meninggal dunia.
“Sampai saat ini ada tujuh orang yang meninggal dunia, enam di antaranya adalah penyelenggara pemilu,” kata Ketua KPU NTT Jemris Fointuna di Kupang, Jumat (23/2/2024) malam.
Dia merinci enam penyelenggara pemilu yang meninggal itu yakni dua orang Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) dan tiga orang anggota panitia pemungutan suara (PPS). Disamping itu juga ada satu orang yang bertugas sebagai panitia pemilihan kecamatan (PPK) serta seorang anggota linmas dikabarkan meninggal dunia.
Dia menyebutkan, dua penyelenggara pemilu yang meninggal dari PPS itu adalah Aloysius Demo (57 tahun), Ketua PPS Desa Golo Nderu, Kecamatan Lamba Leda Selatan, Kabupaten Manggarai Timur. Aloysius Demo dikabarkan meninggal dunia pada Kamis (22/2/2024).
Kemudian anggota PPS Kelurahan Welai Timur, Kecamatan Teluk Mutiara, Kabupaten Alor atas nama Esra Grenigel Langare (20) meninggal pada Rabu (21/2/2024) di RSUD Kalabahi Alor.
Kemudian Yohanes Baptista Atalawan Hayon (41) petugas PPK Kecamatan Solor Barat, Kabupaten Flores Timur, dilaporkan meninggal dunia pada Selasa (20/2/2024) malam di RSUD Hendrik Fernandes Larantuka.
Tiga petugas KPPS yang meninggal yakni Ketua KPPS di TPS 07 Desa Bakiruk, Kecamatan Malaka Tengah, Kabupaten Malaka bernama Marselina Hoar.
Kemudian petugas KPPS di TPS 03 Desa Bauho, Kecamatan Tasifeto Timur, Kabupaten Belu, Antonio Silva Maia (54), dan anggota KPPS di Kabupaten Alor bernama Luther Manetlang (51) yang meninggal Kamis (15/2/2024) atau sehari setelah melaksanakan tugas di Pemilu 2024.
Sementara seorang anggota linmas yang meninggal bernama Petrus Be Kono dari Kecamatan Insana, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU). Jemris mengatakan bahwa dari enam petugas penyelenggara pemilu yang meninggal dunia, baru satu orang yang sudah menerima dana kompensasi, sementara sisanya masih dalam proses.
Ia mengatakan bahwa selain yang meninggal dunia, kini juga ada sekitar 198 orang petugas penyelenggara pemilu serta linmas yang dilaporkan sakit dan sedang dalam perawatan.