90 Persen Pasien Kanker Sulit Sembuh karena Datang Saat Stadium Lanjut

Kanker menjadi salah satu masalah kesehatan tertinggi di dunia termasuk Indonesia.

www.freepik.com
Kanker masih menjadi penyebab kematian paling menakutkan di dunia, apalagi 90 persen pasien kanker sulit sembuh karena sudah datang dalam kondisi stadium lanjut.
Rep: Rahma Sulistya Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kanker masih menjadi penyebab kematian paling menakutkan di dunia, apalagi 90 persen pasien kanker sulit sembuh karena sudah datang dalam kondisi stadium lanjut. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI menegaskan pentingnya deteksi dini, dan ini akan disosialisasikan lebih meluas lagi.

Baca Juga


“Sebagian besar pasien baru mencari pertolongan medis ketika kanker sudah mencapai stadium lanjut. Akibatnya, 90 persen penderita kanker tidak mendapatkan pengobatan optimal yang kemudian dapat berujung pada kematian,” ucap Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes RI, Maxi Rein Rondonuwu.

Kanker telah menjadi salah satu masalah kesehatan tertinggi di dunia termasuk Indonesia. “Trennya terus meningkat sejak tahun 2008, dan diperkirakan pada tahun 2040 akan ada 29,5 juta kasus baru dan 16,3 juta kematian akibat kanker,” ucap Maxi lagi.

Tetapi, ia menegaskan, dengan perkembangan inovasi obat dan teknologi untuk deteksi kanker, kanker bukan lagi sesuatu yang perlu ditakutkan, asalkan skrining kanker dilakukan sejak dini dan secara rutin. Apabila kanker dapat dideteksi pada stadium awal, tingkat kesembuhan pasien dapat jauh lebih tinggi dibandingkan stadium lanjut.

Menurut Maxi, saat ini pemerintah semakin meningkatkan upaya dalam program skrining kanker. Siapa pun bisa pergi ke Puskesmas dan menjalani pemeriksaan kanker paru-paru, kanker payudara, dan kanker serviks.

“Kami baru saja menambahkan program skrining kanker paru-paru. Saat ini, siapapun bisa melakukan skrining kanker paru-paru di Puskesmas secara gratis, dan jika berisiko tinggi, pemerintah akan menanggung biayanya untuk mendapatkan skrining yang lebih menyeluruh dengan menggunakan CT scan Dosis Rendah di rumah sakit tersebut,” ucap Maxi lagi.

Sebagai bagian dari....

 

Sebagai bagian dari kepemimpinan dan komitmen perusahaan dalam bermitra dengan Kemenkes untuk memperkuat ekosistem layanan kesehatan dan mengatasi kesenjangan dalam perawatan kanker, AstraZeneca menyadari bahwa skrining kanker memainkan peranan penting dalam memberikan hasil terbaik bagi pasien serta mengurangi angka kematian.

Sementara itu, Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kemenkes RI, Eva Susanti menyatakan, pemerintah bersama AstraZeneca dan organisasi serta elemen peduli akan kanker, mengajak masyarakat untuk memiliki kesadaran mendeteksi kanker lebih dini.

“Tahun ini targetnya adalah 90 persen masyarakat Indonesia melakukan skrining akan penyakit kanker. Sebagai contoh, untuk kanker paru-paru target skriningnya adalah 12 juta orang melakukan deteksi dini,” ujar Eva saat ditemui dalam World Cancer Day 5K Amazing Run bersama AstraZeneca di CFD Jakarta, Ahad (25/2/2024).

Sementara itu, Presiden Direktur Interim AstraZeneca Indonesia, Saj Molaee menyatakan, AstraZeneca memfokuskan pelayanan kesehatan, khususnya dalam perawatan kanker. AstraZeneca memiliki visi untuk mendefinisikan kembali perawatan kanker dan target menghilangkan kanker sebagai penyebab kematian.

Sebagai perusahaan biofarmasi global untuk memajukan penelitian dan inovasi onkologi, AstraZeneca memimpin revolusi dalam onkologi dengan ambisi untuk menyediakan obat untuk kanker dalam segala bentuk.

AstraZeneca juga mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan segala kompleksitasnya dalam memahami kanker untuk menemukan, mengembangkan, dan memberikan kehidupan kepada pasien melalui pengobatan yang dapat mengubah hidup mereka.

“Melalui inovasi yang gigih, AstraZeneca telah membangun salah satu portofolio dan daftar inovasi yang paling beragam di industri, dengan potensi untuk mendorong perubahan dalam praktik kedokteran dan mengubah pengalaman pasien dalam melawan kanker,” kata Saj.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler