Kolaborasi demi Mengejar Ketersediaan Vaksin DBD
Tujuan jangka panjang untuk program ini adalah membuat vaksin tersedia luas
REPUBLIKA.CO.ID,SINGAPURA -- Sebagai penyakit virus yang paling cepat menyebar dan ditularkan melalui nyamuk, sekitar setengah dari populasi dunia kini berisiko terkena DBD. Di India dan Asia Tenggara, 1,3 miliar masyarakat hidup di wilayah endemik DBD, tempat Thailand, India, dan Indonesia menjadi negara endemi tertinggi di antara negara-negara lainnya.
Takeda pada Selasa (27/2/2024), mengumumkan kemitraan strategisnya dengan Biological E Limited, perusahaan vaksin dan biologi terkemuka di India, untuk memproduksi vaksin DBD Takeda, TAK-003. Kemitraan ini menandai langkah penting dalam upaya memerangi ancaman kesehatan masyarakat dunia yaitu dengue/DBD. Hal ini sejalan dengan target spesifik penyakit yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk mencapai nol kematian akibat DBD pada 2030.
Kemitraan ini secara substansial akan meningkatkan kemampuan produksi untuk memastikan suplai vaksin global yang berkelanjutan. Biological E. akan meningkatkan kapasitas produksinya hingga berpotensi mencapai 50 juta dosis per tahun. Sehingga mempercepat upaya Takeda untuk memproduksi 100 juta dosis per tahun dalam satu dekade.
Mengumumkan kemitraan tersebut pada saat BioAsia 2024, dalam forum regional life science dan kesehatan yang diselenggarakan oleh Pemerintah Telangana, Sri Anumula Revanth Reddy, Yang Mulia Perdana Menteri Telangana mengatakan, pihaknya gembira Hyderabad di Telangana akan menjadi tuan rumah fasilitas tempat pembuatan vaksin DBD, yang merupakan hasil kerja sama antara Takeda dan Biological E. akan diproduksi.
Negara bagian Telangana menawarkan lingkungan penelitian dan pengembagan (R&D), serta manufaktur yang kondusif dengan fokus pada ilmu hayati, khususnya vaksin dan biologi. "Kolaborasi ini akan mendukung aksesibilitas dan keterjangkauan yang lebih besar terhadap vaksin DBD, sehingga dapat berkontribusi terhadap ketahanan kesehatan dan kesiapan India di masa yang akan datang," tambah Sri Duddilla Sridhar Babu, Menteri Perindustrian & Perdagangan Telangana.
Menurutnya, tujuan jangka panjang untuk program DBD ini adalah membuat TAK-003 tersedia secara luas bagi mereka yang berisiko yang dapat memperoleh manfaat dari imunisasi. “Dalam setahun terakhir, kami telah berhasil meluncurkannya di pasar swasta, dan sekarang kami meluncurkan di beberapa program publik, serta bekerja sama dengan para mitra untuk memberikan dampak terhadap kesehatan masyarakat yang lebih luas," jelas Gary Dubin, MD President of the Global Vaccine Business Unit at Takeda.
Rekomendasi terbaru yang dibuat oleh WHO’s Strategic Advisory Group of Experts (SAGE) terkait imunisasi merekomendasikan, vaksin DBD Takeda untuk diperkenalkan di daerah dengan beban DBD yang tinggi dan intensitas penularan yang tinggi untuk memaksimalkan dampak kesehatan masyarakat. "Dengan persetujuan vaksin di Thailand, Indonesia, dan baru-baru ini di Malaysia, kami antusias menantikan masa depan di mana perlindungan terintegrasi terhadap DBD berpotensi meningkatkan kehidupan banyak orang di India, Asia Tenggara, dan sekitarnya," ujar Dion Warren, Head of India and Southeast Asia Multi-country Organization, Takeda.
Baru-baru ini, The Lancet Global Health mempublikasikan hasil eksplorasi jangka panjang dari uji coba pivotal Phase 3 Tetravalent Immunization against Dengue Efficacy Study (TIDES), menunjukkan, TAK-003 memperlihatkan perlindungan yang berkelanjutan terhadap dengue selama empat setengah tahun (54 bulan) setelah vaksinasi. Saat ini vaksin telah disetujui di lebih dari 30 negara, termasuk Uni Eropa, Inggris, Brasil, Argentina, Indonesia, Thailand dan Malaysia untuk pencegahan DBD oleh semua serotipe.
Ke depannya, Takeda akan terus memantau data jangka panjang dan melanjutkan pengajuan peraturan di lebih banyak negara untuk memenuhi kebutuhan kesehatan masyarakat yang belum terpenuhi.