Kanada: Penembakan Terhadap Warga Gaza Adalah Mimpi Buruk  

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 112 orang tewas.

IDF via Reuters
Tangkapan layar yang diambil dari video dan dirilis oleh tentara Israel memperlihatkan warga Palestina berebut untuk mendapatkan bantuan disekitar truk pengangkut bantuan kemanusiaan di Gaza Utara, Kamis (29/2/2024).
Rep: Lintar Satria Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, OTTAWA  -- Menteri Luar Negeri Kanada, Melanie Joly, mengatakan kematian warga Palestina yang menunggu konvoi bantuan di Gaza merupakan "mimpi buruk". Ia menyerukan gencatan senjata di permukiman Palestina itu.

Baca Juga


Pihak berwenang kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 100 orang tewas ditembak tentara Israel. Israel membantah total korban tewas dan mengatakan banyak korban yang tewas akibat terlindas truk bantuan. "Ketika apa yang terjadi di Gaza hari ini, saya harus katakan menurut saya itu mimpi buruk, kami harus memastikan bantuan internasional terkirim ke Gaza dan masyarakat terlindungi saat mereka mendekati dan mendapatkan bantuan itu," kata Joly, Jumat (1/3/2024).

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 112 orang tewas dan lebih dari 280 lainnya terluka dalam peristiwa tersebut. Peristiwa ini memakan korban jiwa dari warga sipil terbanyak di Gaza dalam beberapa pekan terakhir.

Hamas mengatakan penembakan pasukan Israel membahayakan perundingan untuk mencapai kesepakatan gencatan senjata dan pembebasan sandera yang sedang digelar di Qatar. Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengakui peristiwa ini akan memperumit perundingan.

Menurut pihak berwenang kesehatan Palestina, para tim medis di Gaza mengatakan mereka kewalahan dengan gelombang pasien luka serius. Dengan peristiwa di bundaran Nabulsi di dekat Kota Gaza total korban jiwa dalam serangan Israel ke Gaza tembus 30 ribu orang.

Israel membantah penjelasan pihak berwenang Gaza mengenai peristiwa itu. Militer Israel mengatakan truk-truk tersebut dioperasi kontraktor swasta yang merupakan bagian dari operasi bantuan yang mereka awasi selama empat bulan terakhir.

Salah satu pejabat Israel mengatakan terjadi dua insiden yang berjarak ratusan meter satu sama lain. Peristiwa pertama puluhan orang tewas atau terluka saat mereka mencoba mengambil bantuan dari truk dan tertabrak truk-truk tersebut.

Ia menambahkan, peristiwa kedua saat truk sudah pergi. Massa mendekati pasukan Israel yang melepaskan tembakan ke arah massa. Pejabat itu juga membantah total korban jiwa dalam peristiwa di Kota Gaza tersebut.

Juru bicara Kementerian Kesehatan Gaza Ashraf Al-Qidra membantah versi Israel atas peristiwa tersebut. Ia mengatakan pernyataan itu menunjukkan Israel "memiliki niat yang sudah direncanakan untuk melakukan kejahatan dan pembantaian terbaru" dan total angka kematian dapat naik. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler