Biden Bahas Insiden Tragis di Gaza Dengan Mesir dan Qatar

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 112 orang tewas dan 280 lainnya terluka.

IDF via Reuters
Video yang dirilis oleh tentara Israel memperlihatkan warga Palestina berebut untuk mendapatkan bantuan disekitar truk pengangkut bantuan kemanusiaan di Gaza Utara, Kamis (29/2/2024).
Rep: Lintar Satria Red: Setyanavidita livicansera

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Gedung Putih mengatakan Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden membahas "peristiwa tragis dan mengkhawatirkan" di utara Gaza dengan pemimpin Mesir dan Qatar. Mereka juga membahas cara untuk mengamankan pembebasan sandera yang ditawan Hamas dan gencatan senjata enam pekan.

Baca Juga


Pihak berwenang kesehatan Gaza mengatakan lebih dari 100 warga Palestina tewas ditembak pasukan Israel saat mereka sedang menunggu bantuan makanan. Namun Israel membantah jumlah korban jiwa dan mengatakan banyak korban tewas terlindas truk-truk bantuan.

Dalam sambungan telepon terpisah Biden membahas peristiwa mematikan di utara Gaza dengan Presiden Mesir Abdel Fattah Al-Sisi dan Emir Qatar Sheikh Tamim Bin Hamad Al-Thani.

"Para pemimpin berduka atas nyawa warga sipil yang hilang dan sepakat insiden mengungkapkan pentingnya untuk menyelesaikan negosiasi secepat mungkin dan memperluas aliran bantuan kemanusiaan ke Gaza," kata Gedung Putih, Jumat (1/3/2024).

Pejabat kesehatan Palestina mengatakan 112 orang tewas dan 280 lainnya terluka ditembak pasukan Israel di dekat Kota Gaza. Sementara total korban tewas dalam serangan Israel di Gaza tembus 30 ribu orang.

Gedung Putih mengatakan Biden dan pemimpin Mesir dan Qatar menekankan pembebasan sandera yang diculik Hamas dalam serangan mendadak 7 Oktober lalu. Menurut mereka pembebasan sandera akan menghasilkan gencatan senjata setidaknya selama enam pekan.

Gedung Putih menambahkan, mereka juga membahas bagaimana gencatan senjata dalam membantu meningkatkan bantuan kemanusiaan ke Gaza yang 2,3 juta populasinya terancam mengalami kelaparan akut dan masalah lainnya.

sumber : reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler