Produsen EV China, BYD Luncurkan Supercar Berkekuatan 1.300 Tenaga Kuda
Mobil ini menawarkan kinerja yang sebanding dengan supercar bertenaga bensin.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Produsen mobil listrik asal China, BYD, baru saja merilis supercar listrik terbarunya, Yangwang U9. Tak hanya menjadi kendaraan ramah lingkungan, Yangwang U9 juga menantang dominasi merek-merek Italia, seperti Lamborghini dan Ferrari.
Dengan kekuatan hampir 1.300 tenaga kuda, Yangwang U9 menawarkan performa yang luar biasa. Dilengkapi dengan empat motor listrik dan penggerak semua roda, supercar ini mampu melesat dari 0 hingga lebih dari 60 mil per jam hanya dalam waktu 2,3 detik. Dilansir Edition CNN pada Jumat (1/3/2024), mobil ini menawarkan kinerja yang sebanding dengan supercar bertenaga bensin yang lebih mahal.
Tidak hanya cepat, tetapi Yangwang U9 juga memiliki sistem kendali bodi yang canggih, sehingga memungkinkannya untuk meninggikan kendaraan hingga tiga inci pada roda mana pun. Kendaraan ini menawarkan kombinasi kekuatan dan performa serupa dengan mobil listrik lainnya, seperti Rimac Nevera, tapi dengan harga yang lebih terjangkau.
Dengan harga sekitar 230 ribu dolar AS (sekitar Rp 3,6 miliar), Yangwang U9 menarik perhatian sebagai supercar dengan nilai yang kompetitif. Meskipun berada dalam kategori harga yang lebih terjangkau dibandingkan beberapa supercar lainnya, seperti Rimac Nevera yang berkekuatan 1.800 tenaga kuda seharga 2 juta dolar AS (sekitar Rp 31,4 miliar), Yangwang U9 tetap menjadi pilihan menarik dengan performa yang impresif.
BYD, yang terkenal dengan mobil dan SUV listriknya yang lebih terjangkau, kini memperluas jangkauannya ke segmen supercar eksotis. Langkah ini menunjukkan kemampuan BYD untuk bersaing tidak hanya dalam pasar kendaraan sehari-hari, tetapi juga di ranah supercar bervolume rendah yang selama ini dikuasai oleh merek-merek papan atas.
Namun, tantangan bagi kendaraan listrik seperti Yangwang U9 tetap ada. Beberapa pemimpin industri seperti Stephan Winkelmann dari Lamborghini telah mengungkapkan keraguan mereka terhadap teknologi kendaraan listrik saat ini, yang menurut mereka belum dapat memberikan pengalaman berkendara sejati yang diinginkan oleh penggemar supercar.