Erdogan akan Bahas Bantuan Kemanusian ke Gaza dengan Menteri Luar Negeri Palestina
Israel blokade bantuan yang masuk untuk pengungsi Gaza
REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA – Sumber diplomatik Turki mengatakan Presiden Tayyip Erdogan akan membahas upaya Turki untuk mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Gaza dengan Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pembicaraan pekan ini di Ankara.
Dalam forum diplomatik di Turki pada akhir pekan lalu, Menteri Luar Negeri Palestina Riyad-al Maliki mengatakan Abbas akan berkunjung ke Ankara pada Selasa, (5/3/2024) dan bertemu dengan Erdogan.
Turki mengkritik keras serangan Israel ke Gaza dan mendukung langkah-langkah untuk mengadili Israel atas tuduhan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ). Ankara juga berulang kali menyerukan gencatan senjata.
Namun Turki tidak terlibat langsung dalam pembicaraan gencatan senjata. Tidak seperti sekutu Baratnya dan beberapa negara Teluk, Turki tidak menganggap Hamas yang menguasai Gaza dan menggelar serangan mendadak ke Israel pada 7 Oktober lalu sebagai organisasi teroris.
Sumber mengatakan Erdogan dan Abbas akan membahas perkembangan terakhir di Gaza serta situasi di Tepi Barat.
"Sejak awal serangan Israel, Turki sudah memberikan bantuan kemanusiaan yang luas ke Gaza dengan berkoordinasi dengan Mesir, dalam lingkup ini, operasi bantuan kemanusiaan juga akan dibahas dalam pertemuan dengan Presiden Abbas," kata sumber tersebut.
Sementara itu dikutip dari Aljazirah sejumlah aktivis di Istanbul menggelar unjuk rasa di depan kedai Starbucks. Tiga perempuan muda mengingatkan kembali para konsumen Starbucks mendanai "pembunuh Israel."
Salah satu pengunjuk rasa mengangkat papan protes yang menyerukan boikot. Sementara demonstran kedua mengatakan kepada demonstran ketiga yang berperan sebagai pelanggan Starbucks ketika ia duduk di kedai kopi tersebut "anak-anak dibunuh di Gaza".
"Ini bukan hanya kopi, melainkan peluru di tubuh anak-anak muda, jadi bagaimana Anda bisa minum dengan nyaman, dan Starbucks mendanai Israel yang membunuh," katanya.
"Setiap kopi yang Anda minum di sini berubah menjadi timah, dan kita tidak boleh hidup di sini dengan hati nurani yang tenang sementara anak-anak sekarat karena kelaparan dan kehausan di Gaza," tambahnya.
Israel telah menggempur Jalur Gaza sejak serangan lintas batas yang dilakukan kelompok perlawanan Palestina Hamas pada 7 Oktober, yang diyakini telah menyebabkan hampir 1.200 warga Israel tewas.
Setidaknya 30.410 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, gugur di Gaza, dan 71.700 lainnya terluka akibat kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.
Israel juga telah memberlakukan blokade yang melumpuhkan di Gaza, menyebabkan penduduknya, terutama penduduk di wilayah utara tempat penembakan hari Kamis terjadi, berada di ambang kelaparan.
Baca juga": Amalan Para Nabi yang Langgengkan Nikmat dan Lancarkan Rezeki Menurut Alquran
Serangan Israel, yang kini memasuki hari ke-149, telah menyebabkan 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah kekurangan makanan, air bersih, dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah kantong tersebut telah rusak atau hancur, menurut PBB.
Ratusan ribu orang tidak punya tempat berlindung, sementara jumlah truk bantuan yang memasuki wilayah tersebut berkurang hingga kurang dari separuhnya jika dibandingkan dengan sebelum konflik.
Israel dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional. Lewat putusan sementara pada Januari, mahkamah itu memerintahkan Israel untuk menghentikan aksi genosida dan mengambil tindakan untuk memastikan bahwa bantuan kemanusiaan dapat disalurkan kepada warga sipil di Gaza.