28 Hari Jelang Mudik, Waktu yang Tepat untuk Vaksin Booster Covid-19

Covid-19 gampang menular, apalagi saat kumpul keluarga seperti saat Lebaran.

Republika/Putra M. Akbar
Petugas kesehatan menyuntikan vaksin Covid-19 kepada warga di Balai Kota Jakarta, Selasa (24/1/2023). Vaksin booster Covid-19 sebaiknya didapatkan 28 hari sebelum mudik.
Red: Reiny Dwinanda

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Mau mudik aman dari Covid-19? Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PAPDI) menyarankan masyarakat untuk kembali melanjutkan dosis vaksin Covid-19 dengan mendapatkan booster (penguat) setidaknya 28 hari sebelum mengikuti mudik Lebaran.

"Kapan waktu yang tepat? Jadi, kalau kita bicara kapan waktu yang tepat, idealnya biasa 28 hari atau satu bulan sebelum (mudik)," kata Ketua Satgas Imunisasi Dewasa PAPDI Dr. dr. Sukamto Koesnoe, Sp.PD-KAI, FINASIM, dalam diskusi media di Jakarta, Rabu (6/3/2024).

Dokter Sukamto menuturkan, pada hampir 100 persen orang yang telah mendapatkan vaksinasi, di dalam tubuhnya akan terbentuk antibodi yang amat kuat untuk melawan virus, seperti SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Pada kelompok orang yang memiliki kesehatan yang baik, antibodi dapat terbentuk hanya dalam waktu dua pekan saja.

Dokter Sukamto mengingatkan, meski kasus Covid-19 saat ini dapat dikendalikan, masyarakat tidak boleh lupa bahwa masih ada kelompok seperti penderita komorbid, lansia, dan anak-anak yang belum bisa mengikuti vaksinasi yang rentan terkena infeksi. Memberikan vaksin booster kepada tubuh dapat memberikan proteksi yang lebih kuat terhadap Covid-19, terlebih ketika mudik dan bertemu dengan orang dari berbagai usia.

"Jadi, kalau punya waktu, sebelum dua pekan itu bisa divaksin. Kalau mau ideal 28 hari, termasuk kalau mau ke luar negeri, setidaknya dua pekan harus sudah divaksin," ujar Sukamto.

Baca Juga


Ketua Umum Pengurus Besar Perhimpunan Dokter Spesialis Penyakit Dalam Indonesia (PB PAPDI) Dr. dr. Sally Aman Nasution, Sp.PD, KKV, FINASIM, FACP, ikut mengimbau masyarakat untuk tidak abai terhadap kesehatan anggota keluarga satu sama lain. Ia mengingatkan Covid-19 gampang menular, apalagi saat kumpul dengan keluarga.

"Kalau ada nenek-kakek atau anak yang lebih kecil kan riskan, jadi, kalau ada kesempatan dan tidak ada kesulitan, lebih baik (dapatkan vaksin) booster," kata dr Sally.

Meski aturan terkait protokol kesehatan dan gaungan untuk melanjutkan dosis vaksin Covid-19 sudah tidak seketat dulu, Sally meminta seluruh pihak tetap mengantisipasi terjadinya penularan. Sally juga menjelaskan ketika mengikuti vaksinasi pun, tata laksananya masih sama seperti ketika gelombang Covid-19 melanda, yakni dalam kondisi sehat dan mengikuti arahan dokter bagi penderita komorbid.

"Sebetulnya, tidak ada hal khusus (yang harus disiapkan sebelum booster) karena dari awal rekomendasi kita sangat ketat. Jadi kalau ada sakit sedikit itu tidak boleh. Tapi, ternyata sesudah lebih dari satu juta (yang divaksin) aman-aman saja, kita bisa katakan selama dia sehat, dia boleh vaksin," ujar Sally.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler