Indonesia Tekankan Kerja Sama Dua Arah ASEAN-Australia
Potensi ekonomi digital ASEAN amat kuat.
REPUBLIKA.CO.ID, CANBERRA -- Menteri Luar Negeri Republik Indonesia Retno Marsudi mengatakan dalam Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN-Australia, Presiden Joko Widodo, menekan tiga hal dalam kerja sama perdagangan dan investasi antara Australia dan Asia Tenggara di masa depan. Pertama, penguatan integritas ekonomi ASEAN dan Australia.
"Di mana Presiden tekankan pentingnya penguatan kerja sama perdagangan dan investasi yang sifatnya dua arah," kata Retno dalam pernyataan yang dirilis Kementerian Luar Negeri Republik Indonesia, Rabu (6/3/2024). Retno menambahkan presiden juga menekankan pentingnya sinergi antara strategi yang ada yang dimiliki Australia untuk Asia Tenggara.
Seperti tecermin dalam laporan Utusan Khusus Australia untuk Asia Tenggara Nicholas Moore yang berjudul Invested: Australia’s Southeast Asia Economic Strategy to 2040 dengan implementasi dari ASEAN Outlook on the Indo-Pacific (AOIP). "Hal Kedua, percepatan transisi energi dimana dukungan Australia terhadap ASEAN Strategy for Carbon Neutrality sangat diharapkan terutama dalam bentuk investasi, kemudahan akses pembiayaan inovatif dan transfer teknologi," kata Retno.
Ia mengatakan Indonesia juga mendorong Australia untuk mendukung, pembangunan ekosistem kendaraan listrik di ASEAN. Selain itu, tambahnya, Joko Widodo juga menekankan Indonesia menentang kampanye hitam dan diskriminasi yang menggunakan dalih lingkungan hidup yang tidak berdasarkan bukti-bukti saintifik.
"Hal ketiga yang disampaikan Bapak Presiden di sesi pertama adalah kerja sama transformasi digital. Presiden menyampaikan potensi ekonomi digital ASEAN amat kuat," kata Retno.
Ia mencatat tahun lalu, perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA) telah dimulai. Indonesia juga berharap Australia dapat mendukung upaya transformasi digital ASEAN melalui pengembangan keterampilan, berbagi pengetahuan dan kemitraan publik dan privat yang kuat.
Retno mengatakan sesi kedua KTT itu bertema “Our Vision for the Region and Addressing Shared Challenges”. Dalam sesi isu geopolitik dibahas. Di sesi ini, kata Retno, Joko Widodo Bapak Presiden menekankan pentingnya ASEAN dengan Australia terus menghormati hukum internasional dan tidak boleh ada negara yang di atas hukum. Di sesi ini Joko Widodo juga menekankan tiga hal.
"Pertama rules based order (peraturan berbasis ketertiban) harus terus ditegakkan tanpa standar ganda." Yang kedua spirit dan paradigma kolaborasi harus terus diperkokoh agar tidak terjadi trust deficit. Di sini kerja sama yang sifatnya inklusif sangat penting agar tercipta strategic trust (kepercayaan strategis)," kata Retno.
Dalam kesempatan ini Indonesia berharap Australia dapat jadi jembatan kerja sama ASEAN dengan Pacific Islands Forum (PIF) dan juga dengan Indian Ocean Rim Association (IORA). "Hal ketiga yang disampaikan bapak presiden adalah solidaritas terhadap
Palestina dan seruan untuk hentikan genosida di Gaza. "Di sini Presiden kembali menekankan pentingnya gencatan senjata dan ajakan untuk terus memberikan dukungan kepada UNRWA, dan pentingnya two state solution," kata Retno.
Menteri Luar Negeri Republik Indonesia itu mengatakan KTT ASEAN – Australia menghasilkan dua dokumen, yaitu Melbourne Declaration yang isinya arah kerja sama di bidang politik-keamanan, ekonomi dan sosial budaya ke depan.
Dokumen yang kedua adalah ASEAN-Australia Leaders Vision Statement. Isinya visi para pemimpin dalam hadapi berbagai tantangan perubahan geopolitik, geostrategi dan juga geoekonomi.