Lahan Terbatas, Menhub Dorong Pembangunan di Jabodetabek Berkonsep TOD
Menhub ajak Pemprov DKI ke Jepang promosikan pembangunan di jalur MRT.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA-- Menteri (Menhub) Perhubungan Budi Karya Sumadi mendorong pembangunan berorientasi transit (transit oriented development/TOD) di Jabodetabek. Budi menilai, pembangunan kawasan terintegrasi antarn pemukiman, perkantoran, rumah sakit, area komersial, serta simpul transportasi dapat menjadi solusi mengatasi kemacetan.
Selain itu, juga memudahkan masyarakat dalam mengakses angkutan umum massal. Karena itu, pihaknya akan menggandeng Pemprov DKI ke Jepang untuk mempromosikan model pembangunan berbasis TOD.
"Rencananya pada April mendatang, kami akan mengajak beberapa tim dari Provinsi DKI Jakarta untuk memasarkan TOD kepada pemerintah Jepang dan beberapa investor potensial untuk pengembangan di sepanjang jalur MRT North-South dan East-West Jakarta," ujar Budi dikutip dari siaran persnya saat hadir acara Jakarta Transport Forum di Jakarta, Kamis (7/3/2024).
Menurut Budi, pembangunan berkonsep TOD di kota besar, seperti Jakarta harus dilakukan. Hal itu mengingat perkembangan situasi dan keterbatasan lahan. Kawasan Jabodetabek yang terdiri tiga provinsi dan delapan kabupaten/kota, telah menjadi wilayah aglomerasi dengan intensitas pergerakan yang tinggi.
Sehingga, penghuni Jabodetabek saling memiliki ketergantungan mulai dari aktivitas sosial, pendidikan, dan ekonomi. Di sisi lain, pemerintah juga terus meningkatkan layanan transportasi massal berbasis jalan dan rel untuk memenuhi kebutuhan masyarakat Jakarta dan sekitarnya.
Untuk layanan berbasis jalan, kata Budi, pemerintah pusat menstimulasi dengan layanan buy the service (BTS). Skema tersebut dilakukan dengan membeli layanan transportasi umum yang memenuhi standar pelayanan minimal mulai dari aspek kenyamanan, keamanan, keselamatan, keterjangkauan, serta kesetaraan.
Sementara untuk layanan berbasis rel, saat ini, tersedia Light Rail Transit (LRT), Mass Rapid Transit (MRT), KRL Commuter Line, hingga Kereta Cepat Jakarta-Bandung. Selanjutnya, Budi mendorong partisipasi pemerintah daerah dalam mengembangkan transportasi massal, baik melalui APBD maupun pembiayaan kreatif.