Riwayat Sahabat dan Nabi Muhammad SAW Qiyam Ramadhan di Rumah

Rasulullah SAW mengajak orang rumahnya untuk mendirikan sholat malam Ramadhan.

Republika/Thoudy Badai
Jamaah membaca Alquran saat beritikaf di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat (14/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, umat muslim melakukan itikaf atau berdiam diri di masjid dengan beribadah untuk meraih malam lailatul qadar atau malam kemuliaan.
Rep: Fuji E Permana Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Bulan puasa Ramadhan 2024 atau 1445 Hijriyah sebentar lagi tiba. Umat Islam akan berlomba-lomba berbuat kebaikan dan memperbanyak ibadah. Biasanya melaksanakan qiyam Ramadhan atau sholat malam Ramadhan.

Suatu ketika, diriwayatkan bahwa ada beberapa sahabat yang melakukan qiyam Ramadhan di rumah, yakni melakukan sholat malam Ramadhan di rumah. Nabi Muhammad SAW membolehkan, dan tidak mengingkari itu.

Ketika Nabi Muhammad SAW ditanya oleh sahabat Ubay bin Ka'ab yang ternyata sholat malam Ramadhan di rumah dan menjadi imam untuk orang-orang di rumahnya.

Dijelaskan KH Ahmad Zarkasih dalam buku Sejarah Tarawih terbitan Rumah Fiqih Publishing, 2019. Menukil Kitab Qiyam Ramadhan yang disusun oleh Imam al-Marwadzi, disebutkan tentang sahabat Ubay bin Ka'ab yang melaksanakan sholat malam Ramadhan di rumah.

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ جَاءَ أُبَيُّ بْنُ كَعْبٍ رَضِيَ اللَّهُ
عَنْهُ فِي رَمَضَانَ فَقَالَ: يَا رَسُولَ اللَّهِ كَانَ مِنِّي اللَّيْلَةَ شَيْءٌ, قَالَ: وَمَا ذَاكَ يَا أُبَيُّ؟ قَالَ: «نِسْوَةُ دَارِي قُلْنَ إِنَّا لَا نَقْرَأُ الْقُرْآنَ فَنُصَلِّي خَلْفَكَ بِصَلَاتِكَ, فَصَلَّيْتُ بِهِنَّ ثَمَانِ رَكَعَاتٍ وَالْوِتْرَ فَسَكَتَ عَنْهُ وَكَانَ شِبْهَ
الرِّضَاءِ»

Dari Jabir bin Abdullah, disebutkan bahwa Ubay bin Ka'ab datang kepada Nabi Muhammad SAW kemudian bertanya, "Wahai Rasul, semalam ada sesuatu di rumahku." Rasulullah SAW bertanya, "apa itu?"

Ubay bin Ka'ab menjawab, "Wanita-wanita di rumahku mengaku tidak punya hafalan Quran, maka mereka sholat menjadi makmumku di rumah, dan akupun sholat menjadi imam mereka dengan 8 rakaat." Nabi Muhammad SAW diam seakan memberikan isyarat ridha (kebolehan). (HR Imam al-Marwadzi)

Baca Juga


Demikian halnya dengan Nabi Muhammad SAW...

Demikian halnya dengan Nabi Muhammad SAW yang disebutkan dalam beberapa riwayat. Rasulullah SAW mengajak orang rumahnya untuk mendirikan malam Ramadhan dengan sholat malam. Setidaknya Nabi Muhammad SAW pernah dalam empat kali mengumpulkan keluarga untuk sholat malam bersamanya.

عَنْ أَنَسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: كَانَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ يَجْمَعُ أَهْلَهُ لَيْلَةَ إِحْدَى وَعِشْرِينَ فَيُصَلِّي بِهِمْ
, إِلَى ثُلُثِ اللَّيْلِ, ثُمَّ يَجْمَعُهُمْ لَيْلَةَ ثِنْتَيْ وَعِشْرِينَ فَيُصَلِّي بِهِمْ إِلَى نِصْفِ اللَّيْلِ ثُمَّ يَجْمَعُهُمْ لَيْلَةَ ثَلَاثٍ وَعِشْرِينَ, فَيُصَلِّي بِهِمْ إِلَى ثُلُثَيِ اللَّيْلِ, ثُمَّ يَأْمُرُهُمْ لَيْلَةَ أَرْبَعٍ وَعِشْرِينَ أَنْ يَغْتَسِلُوا, فَيُصَلِّي بِهِمْ حَتَّى يُصْبِحَ ثُمَّ لَا يَجْمَعُهُمُ»

Dari Anas bin Malik Radhiyalahu anhu mengatakan bahwa Nabi Muhammad SAW mengajak istrinya malam ke-21 Ramadhan untuk sholat malam sampai sepertiga malam. Kemudian beliau (Nabi Muhammad SAW) mengajak lagi di malam ke-22, dan sholat bersamanya sampai pertengahan malam. Lalu di malam ke-23, mereka sholat malam sampai 2/3 malam. Kemudian Nabi Muhammad SAW juga mengajaknya lagi untuk sholat di malam di malam ke-24, dan mereka sholat sampai subuh. Nabi Muhammad SAW tidak lagi mengajaknya kemudian. (Kitab Qiyam Ramadhan, al-Marwadzi)

Hadits-hadits yang disebutkan di atas sebetulnya menjadi informasi bagi kita bahwa memang syariat sholat malam di malam-malam Ramadhan ketika awal-awal pensyariatannya, masih berupa anjuran umum.

Datangnya Nabi Muhammad SAW kepada sahabat...

Datangnya Nabi Muhammad SAW kepada sahabat yang sedang beribadah di Masjid Nabawi, kemudian mengikuti jadi makmum Nabi Muhammad SAW, dan sholatnya beliau sendirian di rumah lalu di malam berikutnya mengajak istri untuk berjamaah, memberikan banyak informasi dasar tentang sholat malam di Ramadhan.

Pertama, itu berarti sholat malam di bulan puasa Ramadhan, waktunya tidak pernah ditentukan, apakah di awal atau di tengah atau di akhir. Kedua, sholat malam yang dikerjakan di malam Ramadhan itu tidak diharuskan dikerjakan sendiri atau berjamaah. Keduanya boleh dilakukan. Nabi Muhammad SAW juga melakukan keduanya.

Ketiga, Nabi Muhammad SAW tidak ingin memberatkan umatnya. Dalam keadaan sendiri, Nabi Muhammad SAW mengerjakan sholat dengan pengerjaan yang lama. Tapi ketika Rasulullah SAW mengerjakan di masjid lalu sadar diikuti oleh sahabat di belakangannya, maka Nabi Muhammad SAW mempercepat itu agar tidak memberatkan.

Keempat, riwayat yang sampai kepada kita terkait awal-awal pensyariatan qiyam Ramadhan, tidak pernah disebutkan ada batasan jumlah raakat, baik itu minimal atau maksimal. Nabi Muhammad SAW tidak diriwayatkan secara eksplisit bahwa beliau menganjurkan jumlah rakaat tertentu.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler