Bunuh Diri Sekeluarga di Penjaringan, Tetangga: Korban Dulu Orang Berada
Korban EA (50 tahun) terikat tali dengan JL (15) dan AEL (52) terikat dengan JWA (13)
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Empat orang melakukan aksi bunuh diri dengan loncat dari rooftop Apartemen Teluk Intan, Kelurahan Pejagalan, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara (Jakut), pada Sabtu (9/3/2024) sore WIB. Empat orang itu diketahui masih satu keluarga, yaitu ayah, ibu, dan dua orang anaknya.
Salah seorang tetangga korban menduga aksi bunuh diri itu didasari faktor ekonomi. Pasalnya, korban disebut sering hendak meminjam uang kepadanya. Diduga, uang itu digunakan untuk gali lobang tutup lobang.
Bahkan, sejumlah orang pernah mendatangi rumah korban diduga untuk menagih utang. "Kelihatannya dia kayaknya ada desakan itu (ekonomi)," kata tetangga korban yang enggan disebut namanya saat ditemui Republika.co.id di Apartemen Teluk Intan, Jakut, Ahad (10/3/2024).
Korban disebut sempat hendak meminjam uang sampai Rp 20 juta untuk modal usaha. Namun, sang tetangga tak bisa meminjamkan uangnya karena nominal yang dibutuhkan korban terlalu besar.
Menurut dia, korban sudah cukup lama, lebih dari setahun terakhir tak menghuni unitnya di Apartemen Teluk Intan. Korban disebut sudah mengutarakan niat untuk pindah ke Kota Solo, Jawa Tengah. Ia tak tahu pasti penyebab kepindahan korban, tapi diduga karena motif ekonomi.
Dia juga heran, mengapa kondisi ekonomi keluarga itu bisa berubah drastis. "Dulu itu kayaknya orang berada. Anaknya sekolah di tempat-tempat bergengsi," kata sang tetangga tersebut.
Aksi bunuh diri yang terjadi pada Sabtu sore itu sontak menggegerkan warga sekitar. Pantauan Republika.co.id pada Ahad siang sampai sore, sejumlah orang yang berlalu-lalang terlihat penasaran dengan tempat kejadian perkara (TKP) bunuh diri yang masih dipasang garis polisi (police line).
Di lokasi korban terjatuh juga masih terlihat sisa bercak darah, meski tempat itu telah ditutupi dengan plastik dan kardus. Setiap ada orang yang hendak memotret di tempat itu, petugas keamanan selalu memberi peringatan atau larangan agar tidak mengambil gambar.
Baca: Penuh Haru, UMM Kukuhkan Guru Besar Aris Winaya Bersama Almarhum Istrinya
Pun terlihat ada polisi berpakaian preman yang secara diam-diam mengamati sekitar TKP tempat bunuh diri sekeluarga tersebut. Pun ada beberapa warga yang sempat menyalakan lilin untuk mendoakan para korban.
Tangannya terikat...
Aparat kepolisian mengungkapkan, empat korban dipastikan bunuh diri dengan cara melompat dari rooftop Apartemen Teluk Intan, dalam kondisi tangan terikat ketika jatuh secara bersamaan. Para korban terakhir menempati salah satu unit di apartemen tersebut sekitar dua tahun lalu sebelum akhirnya kembali kemarin.
"Pada saat terjatuh itu masih dalam kondisi EA (50 tahun) dan JL (15) terikat tangannya dengan tali yang sama. AEL (52) terikat tali yang sama dengan JWA (13), ikatan tali tersebut mengikat," ucap Kapolsek Metro Penjaringan Kompol Agus Ady Wijaya di Jakarta, Sabtu (9/3/2024).
Agus menerangkan, dari rekaman CCTV menunjukkan para korban memang datang bersama ke unit apartemen yang sudah ditinggalkan selama dua tahun. Mereka pun naik lift bersama. Di lift tersebut, EA tampak mencium kening para korban lain. Lalu, AEL mengumpulkan ponsel para korban untuk dimasukkan ke dalam tas.
Dari sana, mereka ke bagian rooftop apartemen. "Pukul 16.05 WIB, keluar dari lift di tangga 21 berdasarkan CCTV, naik ke tangga darurat untuk ke rooftop apartemen, kemudian 16.13 WIB, para korban terjatuh bersamaan di depan lobi apartemen," kata Agus menjelaskan.
- sekeluarga bunuh diri di penjaringan
- kompol agus ady wijaya
- bunuh diri sekeluarga akibat utang
- sekeluarga bunuh diri di apartemen teluk intan
- sekeluarga bunuh diri loncat dari apartemen
- sekeluarga bunuh diri di jakarta utara
- apartemen teluk intan di jakarta utara
- keluarga bunuh diri teluk intan penjaringan