Puasa Ramadhan, Sesering Apa Pengidap Diabetes Harus Cek Kadar Gula Darah?
Batalkan puasa jika gula darah di bawah 70 mg/dL.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pengidap diabetes tetap bisa berpuasa. Syaratnya, waktu minum obat harus disesuaikan dan rutin kontrol ke dokter.
"Pasien diabetes tetap bisa berpuasa dengan penyesuaian pengaturan minum obat, misal sebelumnya obat bisa menurunkan gula darah pada saat diminum pagi hari, itu diputar, jadi diminumnya pada saat berbuka puasa, tidak diminum pada saat sahur, kemudian mesti tetap melakukan kontrol ke dokter," ujar dokter spesialis penyakit dalam Dante Saksono Harbuwono saat ditemui di Jakarta, Rabu (13/3/2024).
Dante menjelaskan, dengan tetap melakukan kontrol ke dokter, maka dapat dilihat apakah pasien diabetes boleh melanjutkan puasa atau tidak. Terkait pengukuran gula darah, ia mengatakan bahwa hal tersebut tidak mesti dilakukan terlalu sering selama puasa, tetapi apabila terjadi penurunan kadar gula darah secara drastis, maka pasien diabetes dianjurkan untuk tidak melanjutkan puasanya.
"Untuk puasa ini, kalau mau diukur boleh, tetapi tidak perlu terlalu sering, misalnya kalau menggunakan obat penurun gula darah, pada minggu-minggu pertama itu diukur kira-kira selama tiga hari, pada jam 10 pagi, jam satu siang, dan jam lima sore, itu diukur gula darahnya, kalau memang terjadi penurunan gula darah yang drastis, maka tidak boleh berpuasa," kata dia.
"Di bawah 70 mg/dL (gula darahnya) itu juga tidak boleh berpuasa, harus dibatalkan, dan kalau terlalu tinggi juga harus pergi ke dokter untuk disesuaikan dosis obatnya," jelas Dante yang menjabat sebagai wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes).
Menurut Dante, dokter dapat menentukan jenis-jenis pasien mana yang boleh atau tidak menjalankan puasa selama Ramadhan. Mereka yang tidak boleh berpuasa misalnya memiliki kadar gula darah yang belum terkontrol dengan HbA1c lebih dari 10 persen.
Selain itu, lanjut Dante, pasien diabetes dengan gula darah sewaktu lebih dari 300 mg/dl atau menggunakan insulin yang disuntik lebih dari sekali juga tidak boleh berpuasa. Demikian juga jika mereka mempunyai komorbid yang berat seperti penyakit ginjal dan penyakit jantung berat.
"Untuk diabetes, kalau sudah terkontrol dan tingkat keparahannya sedang, bisa disesuaikan obatnya, itu boleh berpuasa," kata Dante yang juga konsultan endokrin, metabolik, dan diabetes.