Pemerintah Optimalkan Tumpang Sari Sawit Guna Perluas Tanam Padi  

Dari potensi tersebut 400 hektare merupakan lahan PSR.

ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho
Ilustrasi pertanaman padi.
Rep: Fauziah Mursid Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pertanian (Kementan) menggencarkan program Kelapa Sawit Tumpang Sari Tanaman Pangan (Kesatria). Langkah ini salah satu upaya menambah luasan tanam padi melalui kegiatan Optimalisasi Lahan Rawa, Pompanisasi Lahan Tadah Hujan, dan Tumpang Sisip Padi Gogo Tahun Anggaran 2024.

Baca Juga


Direktur Jenderal (Dirjen) Perkebunan Andi Nur Alam Syah mengatakan, sesuai arahan Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman agar menambah luas tanam padi, salah satunya menyiapkan lahan perkebunan dan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) penerima kegiatan tumpang sisip padi gogo.

"Program Kesatria ini diharapkan bisa memberi tambahan produksi 1 juta ton Gabah Kering Panen (GKP)," ujar Andi Nur, Kamis (14/3/2024).

Menindaklanjuti hak tersebut, Sekretaris Direktorat Jenderal Perkebunan Heru Tri Widarto melakukan tanam padi di kebun sawit bersama kelompok Tani Tunas Jaya Raharja, Desa Kerta Raharja, Kecamatan Banjarsari, Kabupaten Lebak, Banten. Potensi padi gogo di Banten seluas 30.000 hektare dan 12.000 hektare berada di Kabupaten Lebak.

Dari potensi tersebut 400 hektare merupakan lahan peremajaan sawit rakyat (PSR). Hingga saat ini, telah mengusulkan 140 hektare lahan PSR sebagai usulan Calon Petani Calon Lokasi (CPCL) dan 3.600 hektare lahan perkebunan lainnya.

Kegiatan tanam padi gogo ini dilakukan di lahan seluas 3,5 hektare kawasan PSR hasil rekomtek tahun 2023 tanam sawit Desember 2023. Selanjutnya akan terus dilakukan percepatan tanam hingga mencapai 12.000 hektare secara bertahap berdasarkan usulan CPCL yang di usulkan.

"Program Kesatria ini diharapkan dapat mendukung optimalisasi lahan perkebunan untuk mendukung program penambahan luas tanaman pangan, khususnya padi gogo," ujar Heru.

Diketahui dari hasil identifikasi Direktorat Jenderal Perkebunan, tersedia potensi lahan PSR yang dapat dioptimalkan untuk ditumpangsisipkan dengan padi gogo.

Heru menjelaskan, agar menghasilkan tanaman yang optimal perlu memperhatikan beberapa kriteria lokasi untuk Calon Lahan, minimal memenuhi salah satu persyaratan seperti Perluasan Areal Tanam (PAT), menambah indeks pertanaman dari tahun sebelumnya, budi daya tanaman sehat/PHT pengembangan Dem Area, lokasi terdampak bencana alam, seperti serangan OPT, banjir, dan kekeringan, serta antisipasi dampak perubahan iklim ekstrim, sekaligus lokasi rawa, tumpangsari/tumpang sisip padi – tanaman perkebunan hingga lahan eksisting untuk peningkatan produktivitas, serta dapat meningkatkan pendapatan petani.

"Ini potensi besar, mari kita tanam keyakinan dan komitmen, bersama-sama kita bisa wujudkan kedaulatan pangan kedepannya," kata Heru.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler