Waspadai Gejala dan Fase Kritis DBD, Kapan Perlu Dirawat di RS?
Demam berdarah memiliki ciri khas berupa fase tapal kuda.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kasus demam berdarah dengue (DBD) mengalami peningkatan di sejumlah wilayah belakang ini. Kasus DBD perlu diwaspadai mengingat penyakit ini bisa memicu komplikasi.
DBD merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus Dengue melalui perantara gigitan nyamuk Aedes aegypti. Melalui laman resminya, Kementerian Kesehatan RI menyatakan bahwa penyakit ini masih menjadi salah satu isu kesehatan masyarakat di Indonesia.
"Dan tingkat penyebarannya di Indonesia termasuk yang tertinggi di antara negara-negara Asia Tenggara," ungkap Kementerian Kesehatan RI melalui laman resminya, seperti dikutip pada Sabtu (16/3/2024).
Ketika seseorang tergigit oleh nyamuk Aedes aegypti yang membawa virus Dengue, virus tersebut akan masuk ke dalam tubuh manusia. Masa inkubasi atau lamanya waktu yang diperlukan sejak tubuh terinfeksi hingga timbul gejala adalah 4-10 hari menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
Infeksi virus Dengue ini bisa menyebabkan demam Dengue dan DBD. Meski terdengar mirip, gejala yang muncul pada DBD lebih berat dibandingkan demam dengue.
Menurut WHO, sebagian besar kasus demam dengue umumnya hanya bergejala ringan atau bahkan tak bergejala. Gejala-gejala ini umumnya berlangsung selama 2-7 hari.
Berikut ini adalah beberapa gejala demam dengue....
Berikut ini adalah beberapa gejala demam dengue.
- Demam tinggi hingga 40 derajat Celsius
- Sakit kepala berat
- Sakit di belakang mata
- Nyeri otot dan sendi
- Mual dan muntah
- Bengkak kelenjar getah bening
- Ruam di kulit
Meski jarang, kasus demam Dengue bisa bertambah berat dan menjadi DBD. Pada kasus DBD, gejala yang muncul bisa lebih serius dan bahkan bisa mematikan.
Berikut ini adalah beberapa gejala tersebut.
- Nyeri perut hebat
- Muntah persisten
- Napas cepat
- Perdarahan gusi atau hidung
- Lelah
- Gelisah
- Muntah atau BAB berdarah
- Haus berat
- Kulit dingin dan pucat
- Lemas
Demam berdarah juga memiliki ciri khas berupa fase tapal kuda. Fase ini terdiri dari fase demam, fase kritis, dan fase penyembuhan.
Fase kritis merupakan fase di mana suhu tubuh menurun setelah demam. Di fase ini, penderita bisa merasa bahwa dirinya sudah sembuh.
Padahal, fase kritis merupakan fase yang patut diwaspadai karena ada risiko terjadinya sindrom syok dengue yang dapat mengancam jiwa, menurut Kementerian Kesehatan RI. Fase kritis ini bisa terjadi pada 3-7 hari sejak demam muncul.
WHO menyatakan bahwa tidak ada pengobatan spesifik untuk menyembuhkan infeksi Dengue. Terapi yang bisa diberikan adalah terapi untuk meredakan gejala-gejala yang muncul.
Demam dengue bisa diobati....
Pada sebagian besar kasus, demam dengue bisa diobati dengan obat-obat pereda nyeri di rumah. Obat yang sering digunakan adalah asetaminofen atau parasetamol.
Sedangkan obat antiperadangan nonsteroid seperti ibuprofen dan aspirin sebaiknya dihindari karena bisa meningkatkan risiko peradangan.
Akan tetapi, orang-orang yang mengalami gejala infeksi Dengue berat atau DBD perlu mendapatkan perawatan medis lebih lanjut. Menurut WHO, kasus DBD sering kali membutuhkan perawatan di rumah sakit.
"Setelah pemulihan, mereka yang terkena Dengue masih akan merasa lemas selama beberapa pekan," terang WHO.