Ginting Masuk Final All England: Inggris Kembangkan Badminton Melalui Pusat PendidikanIslam

Inggris Kembangkan Badminton Melalui Pusat Pendidikan Islam.

network /Muhammad Subarkah
.
Rep: Muhammad Subarkah Red: Partner

Hari ini, untuk pertama kalinya setelah 20 tahun lalu, Taufik Hidayat menjejak final turnamen tertua bulutangkis All England, ada putra Indoneisa yang berhasil menjejak ke putaran final. Dia adalah anak Jawa Barat berdarah suku Batak, Anthoni Sini Suka Ginting.


Anthoy Sini Suka Ginting menjejak final All England 2024.

Tentu kepada dia semua bangsa Indonesia pantas ucapkan selamat. Semua berharap dan berdia di babak final besok Ahad, Ginting mampu meraih juara,

Namun dibalik geriap kompetisi badminton All England, di Inggris sendiri ada perkembangan yang menarik. Ini karena pada saat ini federasi badminton Inggris punya cara mengembangkan olah raga tepok bulu angsa ini dengan cara menggandeng atau memberikan kepercayaan kepada institusi keagamaan yang ada di negeri tersebut.

Pada sebuah artikel media Inggris The Guardian diceritakan melalui pengembangan bulu tangkis di institusi keagaman maka selain mendapatkan calon pemain yang mumuni, sekaligus juga membuat umat di lembaga keagaan itu makin lentur pemahaman keagaman. Buku tangkis bisa membuat mereka saling memuka diri satu sama lain.

The Gurdian menyatakan bila kini masa depan bulu tangkis di Inggris ternyata terletak di gedung-gedung gereja, gedung sekolah, dan pusat-pusat pendidikan Islam. Ini karena badan pengelolanya mampu diandalkan untuk memberikan solusi terhadap krisis penyediaan olahraga akar rumput di Inggris.


Strategi baru yang diluncurkan oleh Badminton England itu bertujuan menjadikan olahraga badminton menjadi saraba “paling inklusif dan mudah diakses” di negaranya. Inggris pun semenjak 2023 tekah membuka 200 ruang baru untuk bermain bulu tangkis.

Fderasi badminton Inggris yakin selain bekerja sama dengan sekolah, ruang keagamaan dipandang sebagai fasilitas penting dalam upaya meningkatkan sekitar 1 juta orang yang kini secara aktif bermain bulu tangkis di Inggris.

“Kami yakin kami dapat membuka 200 tempat komunitas lagi dengan cukup cepat karena kami dapat menggunakan sekolah, pusat komunitas, pusat keagamaan, aula gereja, dan segala macam ruang lainnya,” kata Sue Storey, kepala eksekutif Badminton England.

Strategi baru ini sebagian didasarkan pada karya Louise Hewitt, yang mengawasi proyek Bulu Tangkis Inggris di wilayah barat laut. Pekerjaannya dengan komunitas di Manchester, Bolton dan Bradford telah menunjukkan bahwa komunitas lokal sering kali menyediakan lingkungan yang konduktif bagi orang-orang yang mungkin tidak aktif atau tidak merasa nyaman untuk ikut serta dalam olahraga.

“Terobosan tersebut adalah bagian penting dari apa yang ingin kami capai, berdasarkan latar belakang tekanan besar terhadap fasilitas dalam ruangan dan pemerintah tidak memberikan cukup dana untuk mengatasi masalah ini,'' ujarnya lagi.


Tak hanya itu, lanjut Storey, pada kenyataannya adalah ada fakta bila ratusan juta poundsterling perlu dibelanjakan untuk pusat-pusat rekreasi di seluruh negeri untuk semakin memasyarakatkan olah raga badmnon di Inggirs. "Uang yang dibutuhkab sangat besar, sedangkan dana yang dikeluarkan pemerintah untuk menggerokan olah raga ini hanyalah setetes air dari apa yang dibutuhkan."

''Dan sebagai olahraga, kami pun menyadari bahwa kami tidak dapat bergantung pada pusat rekreasi sektor publik di masa depan, kami harus mencari cara lain untuk membuka lapangan. Ini demi kemajuan olah raga badiminton di Inggris,'' tegas Sue Storey kembali.

Strategi baru ini sebagian didasarkan pada karya Louise Hewitt, yang mengawasi proyek Bulu Tangkis Inggris di wilayah barat laut. Pekerjaannya dengan komunitas di Manchester, Bolton dan Bradford telah menunjukkan bahwa komunitas lokal sering kali menyediakan lingkungan yang konduktif bagi orang-orang yang mungkin tidak aktif atau tidak merasa nyaman untuk ikut serta dalam olahraga.

“Ini tentang olahraga di depan pintu bagi perempuan yang mungkin tidak dapat mengakses ruang yang biasanya menjadi tempat bermain. Badminton adalah pilihan tetap,” katanya, menggambarkan lahirnya sebuah proyek di Bolton.

“Saya bertemu dengan seorang wanita yang menjalankan pusat perempuan dan dapat diakses oleh 300 orang, letaknya di seberang masjid. Lalu di atas garasi dan mereka melakukan sepak bola jalan mini (futsal). Karena alasan budaya, ini adalah satu-satunya bangunan yang boleh mereka akses, mereka pun hanya dapat datang dalam waktu singkat dan karena daya tarik budaya mereka. Selama ini mereka memang tidak merasa nyaman pergi ke pusat rekreasi tradisional.

Mereka pun bertanya jkepada sayai: 'Apakah ada yang bisa kami lakukan?' dan saya berkata: 'Tentu saja kami bisa.'

Sama halnya dengan Sue Storey, Hewitt sangat percaya bahwa pendekatan yang memasukkan bulu tangkis di Inggris menjadi tepat bila di dekatkan ke dalam komunitas. dan olahraga Badminton mempunyai kualitas untuk dekemangkan di sana.

Mengapa demikian? Ini karena permainan badminton dapat dilakukan pada jarak dua meter, dan perlengkapannya lebih murah dibandingkan olahraga sejenis. Olahraga ini juga bisa dimainkan antar generasi.

“Jadi kita bisa membuat kakek-nenek bermain dengan cucu dan itu tidak diadaptasi olah raga lainna,” katanya. “Maka di situlah saya pikir badminton punya sesuatu yang berbeda. Olahraga Ini sangat multigenerasi [dan] dalam budaya tertentu hal ini berdampak besar.”

sumber : https://algebra.republika.co.id/posts/295731/ginting-masuk-final-all-england-inggris-kembangkan-badminton-melalui-pusat-pendidikanislam
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler