Erick Thohir Pastikan Pemerintah Amankan Cadangan Beras
Pemerintah terus berupaya amankan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) Bulog.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan, pemerintah terus berupaya mengamankan cadangan beras pemerintah (CBP) untuk menjaga ketahanan pangan di tengah dampak dinamika perekonomian global dan fenomena El Nino.
“Di tengah perjuangan bersama mengamankan ketahanan pangan tersebut, pemerintah terus berupaya mengamankan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang dikelola Bulog. CBP yang aman akan menjamin terus berjalannya Program Bantuan Pangan Beras,” kata Erick saat mendampingi Presiden Jokowi dalam Penyerahan Bantuan Pangan Beras di Singkawang, Kalimantan Barat, Rabu (20/3/2024).
Erick mengatakan, ketahanan pangan harus menjadi perhatian bersama dan dipersiapkan secara serius. Saat ini, ujar dia, situasi global kurang menguntungkan bagi Indonesia.
Menurut dia, Indonesia juga perlu memitigasi dampak fenomena El Nino yang kemungkinan lebih panjang dibandingkan perkiraan sebelumnya. Kekeringan yang terlalu lama akan menyebabkan munculnya ancaman kelangkaan pangan di Indonesia.
Adapun bantuan pangan beras yang disalurkan pemerintah dan dihadiri Presiden Jokowi di Kalimantan Barat (Kalbar) pada Rabu, mencapai 8.261 ton, atau 77,7 persen dari target sebesar 10.637 ton dengan sasaran 934.256 Keluarga Penerima Manfaat (KPM).
Selain menyerahkan bantuan pangan beras, Presiden Jokowi juga mengunjungi Komplek Pergudangan Bulog di Jalan Alianyang, Melayu, Kecamatan Singkawang Barat, Kota Singkawang, Kalimantan Barat.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) di Komplek Pergudangan Bulog, Singkawang Barat, mengatakan, pemerintah akan terus memantau ketersediaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk memastikan kelanjutan program bantuan pangan.
"Nanti setelah Juni saya akan lihat lagi APBN kita ada anggaran ndak. Kalau ada akan diteruskan, tapi enggak janji, belum janji saya. Saya akan buka dulu supaya nanti bisa diteruskan sampai Desember. Tapi sekali lagi, dilihat dulu anggarannya ada atau tidak," ujar Jokowi.