Direksi Toyota Kembalikan 30 Persen Gajinya karena Skandal Mesin

Afiliasi Toyota akan menambah staf sertifikasi sebanyak 60 persen.

REUTERS
Presiden Daihatsu Motor Co yang akan menjabat 1 Maret 2024, Masahiro Inoue (kanan) dan Presiden Toyota Motor Corp Koji Sato menghadiri konferensi pers bersama saat wartawan mengangkat tangan untuk bertanya di Tokyo, Jepang, Selasa (13/2/2024).
Red: Firkah fansuri

REPUBLIKA.CO.ID,Toyota Industries Corp mengatakan pada Jumat (22/3/2024) bahwa pihaknya berencana meningkatkan 60 persen staf yang terlibat dalam tugas-tugas regulasi dan sertifikasi pada tahun 2026. Keputusan tersebut sebagai respons terhadap pengungkapan bahwa Toyota Industries Corp memalsukan data tentang berbagai mesin yang diproduksinya. Direksinya pun mengembalikan 30 persen gaji yang sudah diterimanya.

Baca Juga


Toyota Industries, sebuah grup perusahaan dari Toyota Motor Corp, menyerahkan langkah-langkah pencegahan tersebut kepada Kementerian Transportasi Jepang, yang bulan lalu mengeluarkan perintah koreksi operasi kepada pembuat mesin tersebut atas skandal kecurangan data.

Unit mobil kecil Toyota, Daihatsu Motor Co, dan anak perusahaan truk, Hino Motors Ltd, juga menghadapi sanksi administratif dari pemerintah atas masalah kualitas dan kecurangan data, sehingga mempertanyakan tata kelola perusahaan grup tersebut.

"Kami sangat menyesal. Seluruh perusahaan akan bekerja sama untuk menerapkan langkah-langkah pencegahan secara menyeluruh," kata Presiden Toyota Industries Koichi Ito saat menyerahkan langkah-langkah tersebut di kementerian.

Toyota Industries juga berencana mengalihkan tugas pengujian mesin mobil ke Toyota. Sebuah komite yang diketuai oleh presiden akan mengawasi implementasi dan kemajuan langkah-langkah tersebut.

Ito telah menyetujui pengembalian 30 persen gajinya selama enam bulan, dan 12 eksekutif lainnya juga mengambil tindakan serupa.

Toyota Industries mengatakan ketuanya, Tetsuro Toyoda, dan wakil ketua, Akira Onishi, keduanya sebelumnya menjabat sebagai presiden, akan meninggalkan jabatan mereka saat ini setelah rapat umum pemegang saham pada bulan Juni.

Pada akhir Januari, afiliasi Toyota mengatakan panel pihak ketiga menemukan data palsu terkait berbagai mesinnya, termasuk yang digunakan pada peralatan industri dan mobil.

Data palsu tersebut juga mencakup mesin diesel yang dibuat untuk Toyota, sehingga mendorong produsen mobil tersebut untuk menghentikan pengiriman 10 model yang dijual secara global, termasuk Land Cruiser 300 dan Hilux.

Sebagai tanggapan terkait kasus itu, Kementerian Perhubungan mencabut sertifikat yang mengizinkan produksi massal lima model mesin Toyota Industries yang digunakan untuk forklift dan peralatan lainnya.

Pada akhir bulan Februari, kementerian juga menginstruksikan sekitar 80 perusahaan terkait otomotif, yang telah mengajukan permohonan sertifikasi, untuk melakukan penyelidikan dan melaporkan setiap pelanggaran pada akhir bulan April.

 

sumber : Kyodo News
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler