AS Sebut ISIS Bertanggung Jawab atas Penembakan Massal di Moskow

AS mengumpulkan informasi bahwa ISIS telah merencanakan serangan terhadap Moskow.

EPA
Api membubung di atas tempat konser Balai Kota Crocus menyusul penembakan di Krasnogorsk, di luar Moskow, Rusia, (22/3/2024).
Red: Didi Purwadi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Amerika Serikat menyebut ISIS bertanggung jawab atas teror penembakan massal di sebuah konser grup rock ‘Picnic’ di gedung Crocus City Hall di Krasnogorsk, pinggiran barat Moskow, Jumat (23/3/2024). Serangan sekelompok orang bersenjata otomatis dan berpakaian kamuflase itu menyebabkan 40 orang tewas dan sekitar 100 orang terluka.


Pejabat kontraterorisme AS mengatakan ISIS berusaha meningkatkan serangan eksternalnya setelah periode yang relatif tenang. ‘’Sebuah cabang ISIS pada Jumat mengaku bertanggung jawab atas serangan di Moskow yang menewaskan sedikitnya 40 orang dan melukai sekitar 100 lainnya. Dan, para pejabat AS mengkonfirmasi klaim tersebut tidak lama kemudian,’’ sebut New York Times dalam laporannya berjudul ‘US Says ISIS Was Responsible for Deadly Moscow Concert Hall Attack’.

Amerika Serikat mengumpulkan informasi intelijen pada bulan Maret bahwa ISIS-Khorasan telah merencanakan serangan terhadap Moskow. Cabang kelompok ISIS yang berbasis di Afghanistan ini dikenal sebagai ISIS-K.

Pejabat kontraterorisme AS menyebut ISIS berusaha meningkatkan serangan eksternalnya setelah periode yang relatif tenang. Sebagian besar rencana di Eropa telah digagalkan, sehingga memicu penilaian bahwa kelompok tersebut telah mengurangi kemampuan mereka.

‘’Anggota ISIS telah aktif di Rusia,'' kata seorang pejabat AS.

Sementara analis kontraterorisme di Soufan Group, Colin P. Clarke, menyebut ISIS-K telah terpaku pada Rusia selama dua tahun terakhir. Analis di perusahaan konsultan keamanan yang berbasis di New York ini mengatakan,“ISIS-K menuduh Kremlin memiliki darah Muslim di tangannya, merujuk pada intervensi Moskow di Afghanistan, Chechnya, dan Suriah.”

Kronologi Kejadian

Setidaknya lima pria bersenjata yang terlihat...

 

Kronologi Kejadian

Setidaknya lima pria bersenjata yang terlihat dalam rekaman video yang belum diverifikasi, memasuki gedung konser Crocus dengan mengenakan seragam kamuflase. Mereka memasuki gedung berkapasitas 6.200 kursi tersebut, lalu berulang kali menembaki warga sipil yang berteriak-teriak dan meringkuk di ruang konser saat grup rock era Soviet ‘Picnic’ hendak tampil. 

Rekaman video lainnya menunjukkan para pelaku menembaki orang-orang di bawah tanda masuk ke gedung konser Crocus. Orang-orang tergeletak tak bergerak dalam genangan darah di luar gedung. 

‘’Kerumunan terinjak-injak. Semua orang berlarian ke eskalator,” kata seorang saksi mata, yang meminta untuk tidak disebutkan namanya, kepada Reuters. ’’Semua orang berteriak. Semua orang berlarian ketakutan.’’ 

‘’Tiba-tiba ada ledakan di belakang kami. Tembakan. Ada ledakan. Saya tidak tahu apa,’’ kata saksi tersebut.

Jurnalis kantor berita RIA Novosti yang berada di lokasi kejadian, menyebut pelaku juga melemparkan granat atau bom...

Jurnalis kantor berita RIA Novosti yang berada di lokasi kejadian, menyebut pelaku juga melemparkan granat atau bom pembakar. Pihak berwenang mengatakan serangan memicu kebakaran hebat di teater yang terletak di dekat pusat perbelanjaan Crocus City tersebut.

Penampakan foto dan video Reuters memperlihatkan api membumbung ke langit. Gumpalan tebal asap hitam membubung di atas gedung konser Crocus ketika ratusan lampu biru dari kendaraan darurat menyala di malam hari.

Helikopter berusaha memadamkan api dan mengevakuasi sekitar 100 orang dari ruang bawah tanah gedung Crocus City Hall. Kantor berita RIA Novosti menyebut atap gedung konser tersebut runtuh termakan panasnya api.

Pihak berwenang Rusia mengatakan pihaknya langsung melakukan penyelidikan dan mengejar para pelaku. Juru bicara Dmitry Peskov kepada kantor berita Rusia memastikan Presiden Vladimir Putin terus menerima kabar dan perkembangan terbaru terkait insiden penembakan massal tersebut. 

Serangan ini terjadi dua pekan setelah Amerika Serikat (AS) dan Inggris memeringatkan soal ancaman teror di Rusia. Salah satu serangan terburuk di Rusia dalam beberapa tahun terakhir.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler