Siapa ISIS-K, Dalang Serangan Teror di Moskow?
Beberapa tahun terakhir kelompok ini memang menentang Presiden Rusia Vladimir Putin.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Seorang pejabat pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan intelijen AS mengkonfirmasi ISIS-K bertanggung jawab atas serangan mematikan di gedung konser dekat Moskow, Jumat (22/3/2024). Sebelumnya kelompok itu sudah mengklaim bertanggung jawab melalui saluran media sosialnya.
Nama Khorasan diambil dari nama lama wilayah yang kini mencakup Iran, Turkmenistan dan Afghanistan. Kelompok itu muncul di timur Afghanistan pada akhir 2014 dan dengan cepat mendapatkan reputasi karena kebrutalannya.
Salah satu kelompok paling aktif di kawasan yang berafiliasi dengan ISIS, kelompok itu mulai kehilangan anggotanya setelah mencapai puncak pada tahun 2018. Pasukan Taliban dan AS memaksa mereka kehilangan banyak anggota.
Namun AS masih melihat ISIS-K sebagai ancaman. Pada Kongres, Maret tahun lalu Komandan Komando Pusat AS (CENTCOM) Jenderal Michael Kurilla mengatakan ISIS-K dengan cepat mengembangkan kemampuan untuk menggelar "operasi eksternal" di Eropa dan Asia. Ia memprediksi, kelompok itu dapat menyerang kepentingan AS dan negara-negara Barat di Luar Afghanistan.
"Paling lambat enam bulan dan dengan sedikit peringatan," kata Kurilla saat itu. Ia menambahkan serangan di dalam AS kemungkinannya lebih kecil. AS mengatakan kemampuannya untuk mengembangkan intelijen terhadap kelompok-kelompok ekstremis di Afghanistan seperti ISIS-K sudah berkurang sejak pasukan mundur dari negara itu pada 2021 lalu.
Militer AS juga mengatakan mereka dapat melihat "kontur luas" serangan yang akan datang tapi tidak mengungkapkan detailnya dengan spesifik. ISIS-K memiliki sejarah menggelar serangan di dalam dan luar Afghanistan termasuk ke masjid. Pada awal tahun ini AS menyadap komunikasi yang mengkonfirmasi kelompok tersebut itu pelaku pengeboman kembar di Iran yang menewaskan hampir 100 orang.
Pada September 2022 lalu milisi ISIS-K mengklaim bertanggung jawab atas bom bunuh diri di kedutaan besar Rusia di Kabul. Kelompok itu juga bertanggung jawab atas serangan ke bandara internasional Kabul pada 2021 yang menewaskan 13 tentara AS dan sejumlah warga sipil saat AS mundur dari Afghanistan.
Menurut laporan PBB, Januari lalu upaya Taliban mengalahkan kelompok tersebut menurunkan angka penyerangan di Afghanistan. Namun pengeboman belum berhenti. Pada Kamis (21/3/2024) ISIS mengklaim bertanggung jawab atas bom bunuh diri di depan sebuah bank di Kota Kandahar, Afghanistan.
Polisi setempat mengatakan serangan itu menewaskan tiga orang dan melukai 12 lainnya. Meskipun serangan ISIS-K di Rusia merupakan eskalasi yang dramatis, pakar mengatakan beberapa tahun terakhir kelompok ini memang menentang Presiden Rusia Vladimir Putin.
"Selama dua tahun terakhir ISIS-K terpaku pada Rusia, sering mengkritik Putin dalam propagandanya," kata peneliti dari Soufan Center yang berbasis di New York, Colin Clarke. Michael Kugelman dari Wilson Center yang berbasis di Washington mengatakan ISIS-K "melihat Rusia terlibat dalam kegiatan yang secara teratur menindas Muslim." Ia menambahkan kelompok ini juga memiliki sejumlah militan Asia Tengah yang memiliki keluhan sendiri terhadap Moskow.