Putin: Serangan Gedung Konser Adalah Intimidasi dari Ukraina
Ukraina telah menyangkal keterlibatannya dalam serangan itu.
REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan serangan ke gedung konser di pinggir Moskow dilakukan kelompok teroris ekstremis Islam. Tapi penembakan tersebut merupakan kampanye intimidasi yang lebih luas yang dilakukan Ukraina.
Putin mengatakan penyelidikan yang dilakukan terhadap penembakan massal itu harus dilakukan "secara profesional, objektif dan tanpa bias politik" untuk menentukan siapa yang berada di balik serangan itu. "Pertanyaan yang muncul adalah siapa yang diuntungkan dari hal ini?" kata Putin mengatakan dalam pertemuan di Kremlin untuk membahas tanggapan atas penembakan tersebut, Senin (25/3/2024).
"Kekejaman ini mungkin hanya satu dari serangkaian upaya yang dilakukan oleh mereka yang telah berperang dengan negara kita sejak 2014 oleh rezim neo-Nazi Kiev. "Kami tahu di tangan siapa kejahatan terhadap Rusia dan rakyatnya dilakukan. Namun, yang menarik bagi kami adalah siapa yang memerintahkannya," katanya.
Ukraina menyangkal keterlibatannya dalam serangan itu. Dalam pertemuan tersebut Ketua Komite Investigasi, badan investigasi kriminal utama Rusia, Alexander Bastrykin mengatakan jumlah korban tewas dalam penembakan Jumat (22/3/2024) lalu bertambah menjadi 139 orang.
Sebelumnya dilaporkan Prancis bergabung dengan Amerika Serikat (AS) yang badan intelijennya mengatakan serangan ke gedung konser di pinggir Moskow dilakukan ISIS. Dalam serangan paling mematikan di wilayah Rusia selama dua dekade, empat orang bersenjata menerobos masuk ke Crocus City Hall, pada Jumat (22/3/2024) malam.
Mereka menghujani orang-orang yang sedang menonton konser band rock Picnic. Selain korban tewas, 182 orang lainnya terluka dalam serangan itu. Pengadilan Rusia sudah mendakwa empat pelaku penyerangan dengan pasal terorisme.
Mereka hadir terpisah di persidangan di Pengadilan distrik Basmanny. AS menegaskan klaim ISIS sebagai pihak yang bertanggung jawab serangan di Moskow. Kelompok itu juga mempublikasikan rekaman video atas serangan tersebut.
Pejabat AS mengatakan pada bulan ini mereka sudah memperingatkan intelijen Rusia mengenai kemungkinan serangan di wilayah Rusia. "Informasi yang tersedia pada kami, serta juga mitra utama kami, memang menunjukkan entitas ISIS yang melakukan serangan ini," kata Presiden Prancis Emmanuel Macron.
Ia merujuk kelompok di Afghanistan yang berafiliasi dengan ISIS yang dikenal sebagai ISIS-Khorasan atau ISIS-K. "Kelompok ini juga mencoba melakukan beberapa aksi di wilayah kami," kata Macron saat berkunjung ke Guyana Prancis. Prancis menaikan siaga teror mereka ke tingkat tertinggi usai serangan di Moskow.