Kisah Amru bin Utbah Tetap Khusyuk Sholat Meski Dihampiri Singa

Tokoh Tabiin ini juga dikenal sebagai orang yang sangat pemurah.

MgIt03
Ilustrasi Sahabat Nabi
Rep: Mabruroh Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Salah satu hamba saleh dari kalangan Tabi'in yang terkemuka adalah Amru bin Utbah bin Farqad as-Salami, sosok mulia yang dikenal tekun beribadah. Ia hidup pada periode awal para sahabat Rasulullah SAW.

Ahmad Musthafa Ath-Thahthawi dalam bukunya Shalat Orang-Orang Saleh mengatakan, Amru bin Utbah sempat menjaga kelompok pasukan mujahidin penunggang kuda pada hari yang sangat panas, namun ia dipayungi mendung di atasnya. Dalam keadaan demikian, ia shalat sambil dijaga anjing di sampingnya.

Ia juga merupakan seorang Tabi'in terpercaya (tsiqah) yang meriwayatkan hadits dari beberapa orang sahabat. Ia meninggal dalam keadaan syahid pada masa pemerintahan Utsman bin al-Affan, kira-kira tahun 30 H.

Tokoh Tabi'in ini juga dikenal sebagai orang yang sangat pemurah. Ia mendapat warisan dari ayahnya, Abu ‘Utbah bin Farqad 70 ribu dirham. Dari jumlah ini, semuanya ia infakkan di jalan Allah SWT tanpa menyisakan satu dirham pun.

Al-A'masy bercerita: Saya pernah mendengar Amru bin Utbah berkata, "Aku memohon tiga hal kepada Allah SWT. Saat ini Allah SWT telah memberiku dua hal (dari ketiga permohonanku tadi), dan aku masih menanti (terkabulnya permintaanku) yang ketiga.

Aku memohon kepada-Nya agar menganugerahiku jiwa yang zuhud terhadap dunia sehingga aku tidak pernah mempedulikan nasibku yang akan datang dan yang telah lewat. Aku juga memohon kepada-Nya agar menguatkan diriku dalam melaksanakan shalat dan Dia pun memberikannya. Dan terakhir aku memohon kepadanya agar aku nanti dapat mati syahid. Inilah yang aku harapkan."

Baca Juga


Diriwayatkan dari Hasan al-Fazari...

Diriwayatkan dari Hasan al-Fazari, tuturnya: Budak Amru bin Utbah bercerita kepadaku: Di siang hari yang sangat panas (tengah hari), kami terbangun. Kami lantas mencari-cari Amru bin Utbah. Kami temukan ia berada di atas sebuah gunung, tengah bersujud dalam sholatnya sambil mendung menggantung di atasnya, memayunginya. Kami pun keluar (memerangi) musuh, tanpa menjaganya karena saking banyaknya sholat yang ia kerjakan.

Pada suatu malam, saya melihatnya sedang sholat. Tiba-tiba kami mendengar auman singa. Kami langsung lari terbirit-birit, sementara ia tetap meneruskan sholatnya, bergeming. Setelah singa itu pergi dan ia selesai mengerjakan sholat, kami bertanya kepadanya, "Apakah Anda tidak takut pada singa?" Ia jawab, “Saya sungguh malu kepada Allah swt kalau harus takut kepada selain Allah,”

Yang lain bercerita: Ketika Amru bin ‘Utbah sedang berdiri shalat malam, tiba-tiba datang segerombolan singa yang berhenti di depannya, namun ia bergeming dalam sholatnya. Seekor singa datang menghampirinya dan melingkar di dekat kakinya. Ia tetap bergeming.

Ketika ia akan sujud, datang lagi seekor singa dan melingkar di tempat ia sujud. Amru bin Utbah hanya menyingkirkan singa itu, kemudian bersujud. Pagi harinya temannya datang dan memberi tahu apa yang terjadi tadi malam ketika ia sedang melaksanakan sholat. Amru bin Utbah hanya memperlihatkan bekas gigitan singa itu di kakinya."

Diriwayatkan pula dari Isa bin Amru, tuturnya: Pada suatu malam Amru bin Utbah keluar rumah dengan mengendarai kuda. Ia berhenti di sebuah kuburan dan berkata, "Wahai penghuni kuburan, buku catatan amal telah ditutup dan amal perbuatan kini telah ditampakkan." Ia pun menangis, kemudian ia membersihkan tempat di sekitar kakinya lantas melaksanakan sholat tahajud di sana. Ia baru kembali ke rumah saat waktu sholat Shubuh.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler