Prediksi Cuaca Momen Lebaran di Jatim, Ada Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang
BMKG mengimbau masyarakat di Jatim mewaspadai potensi cuaca ekstrem.
REPUBLIKA.CO.ID, SURABAYA — Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan masih ada potensi hujan di wilayah Jawa Timur (Jatim) pada momen Lebaran Idul Fitri 2024, termasuk pada masa arus mudik dan balik. Diprediksi ada potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat.
Kepala BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, mengatakan, hujan intensitas sedang hingga lebat itu diprakirakan masih berpotensi terjadi di wilayah Jatim pada periode 3 April-18 April 2024. Ia pun mengingatkan masyarakat agar mewaspadai potensi cuaca ekstrem dan peningkatan kecepatan angin pada momen Lebaran.
“Waspadai potensi cuaca ekstrem berupa hujan sedang hingga lebat, yang disertai petir dan angin kencang, selama posko Lebaran,” kata Taufiq, Kamis (4/4/2024).
Taufiq menjelaskan, saat ini sebagian besar wilayah Jatim berada pada masa pancaroba atau peralihan dari musim hujan ke kemarau. Menurut dia, ada sejumlah aktivitas gelombang atmosfer yang melintasi wilayah Jatim, yaitu Madden Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, dan gelombang Kelvin.
Menurut Taufiq, suhu muka laut di perairan Jatim masih hangat. Dengan kondisi atmosfer yang labil dan lembap mulai lapisan bawah hingga atas, kata dia, memengaruhi pembentukan awan-awan konvektif yang masif.
Taufiq mengatakan, potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat pada periode 3 April-18 April 2024 diprediksi di berbagai daerah wilayah Jatim. Di antaranya Kota Batu, Kabupaten Bojonegoro, Bondowoso, Kota Kediri, Kabupaten Lumajang, Kota Madiun, Kabupaten Madiun, Magetan, Kota Malang, Kabupaten Nganjuk, dan Kabupaten Ngawi.
Selain itu, wilayah Kabupaten Pamekasan, Kota Probolinggo, Kabupaten Sampang, Sumenep, Tuban, Kabupaten Kediri, Kabupaten Mojokerto, Probolinggo, Kabupaten Blitar, Jember, Jombang, Lamongan, Kabupaten Malang, Kabupaten Pasuruan, Ponorogo, Situbondo, Kota Surabaya, Kabupaten Bangkalan, Gresik, Sidoarjo, Kota Blitar, Kabupaten Pacitan, Tulungagung, Trenggalek, Kota Mojokerto, dan Kabupaten Banyuwangi.
“Diharapkan masyarakat lebih mengantisipasi terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem, seperti banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang,” kata Taufiq.