Gerak Syariah OJK Ambil Peluang Tumbuhkan Inklusi

Saat ini indeks inklusi keuangan syariah masih perlu terus ditumbuhkan.

dok OJK
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar acara puncak Gebyar Ramadan Keuangan (Gerak) Syariah 2024 di Jakarta, Kamis (4/4/2024). Dalam acara puncak tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan banyak inisiatif yang sudah OJK lakukan dalam mengembangkan keuangan syariah khususnya melalui peningkatan literasi dan inklusi.
Red: Ichsan Emrald Alamsyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menggelar acara puncak Gebyar Ramadan Keuangan (Gerak) Syariah 2024 di Jakarta, Kamis (4/4/2024). Dalam acara puncak tersebut, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi mengungkapkan banyak inisiatif yang sudah OJK lakukan dalam mengembangkan keuangan syariah khususnya melalui peningkatan literasi dan inklusi.


Gerak Syariah 2024 menjadi upaya OJK dalam mengambil peluang untuk menumbuhkan inklusi keuangan syariah. Terlebih Friderica menuturkan saat ini indeks inklusi keuangan syariah masih perlu terus ditumbuhkan. 

Friderica mengungkapkan Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2023 sudah melalukan survei mengenai tingkat literasi dan inklusi keuangan syariah. Dalam survei tersebut, literasi keuangan syariah tumbuh signifikan, tapi inklusinya masih perlu didorong. 

“Pada 2023 dilakukan BPS. Alhamdulillah indeks literasi keuangan syariah tahun ini dari sembilan persen menjadi 39 persen," kata Friderica dalam acara puncak Gebyar Ramadhan Keuangan Syariah 2024 di Jakarta, Kamis (4/4/2024). 

Friderica menilai, angka tersebut sangat menggembirakan karena indeks literasi keuangan syariah pada 2019 ke 2022 tetap hanya 9 persen. Hanya saja pada periode tersebut, inklusi keuangan syariah naik dari sembilan menjadi 12 persen. 

Meskipun begitu, Friderica menuturkan pada 2023 indeks inklusi keuangan syariah belum bergerak. "Indeks inklusi keuangan syariah pada 2023 masih mencapai 12 persen. Ini masih menjadi pekerjaan rumah agar produk keuangan syariah bisa lebih dimanfaatkan masyarakat," ujar Friderica. 

Friderica optimistis tingkat inklusi keuangan syariah yang masih 12 persen dapat menjadi peluang dan masih akan tumbuh semakin besar. Untuk itu, Gerak Syariah 2024 digelar untuk mengambil peluang tersebut sehingga nantinya bisa meningkatkan literasi sekaligus inklusi keuangan syariah. 

Gerak Syariah 2024 merupakan kampanye nasional yang diselenggarakan selama Bulan Ramadhan. Acara tersebut dilakukan di 35 kantor OJK seluruh Indonesia dengan berbagai kegiatan edukasi, inklusi, perlombaan dan kegiatan sosial, dengan total rencana kegiatan sebanyak 746 kegiatan di seluruh wilayah Indonesia.

“Sebanyak 3 juta orang Indonesia terliterasi melalui Gerak Syariah 2024. Semoga semangat ini tidak hanya di Ramdhan saja tapi literasi ini bisa dikuatkan tahun ini,” tutur Friderica. 

Dalam kesempatan yang sama, Kepala Departemen Literasi, Inklusi Keuangan, dan Komunikasi OJK Aman Santosa menilai terdapat makna khusus dari takwa dalam menggunakan produk keuangan syariah. Aman menuturkan takwa ditunjukan dengan melaksanakan yang diperintahkan Allah SWT dan meninggalkan apa yang dilarang Allah SWT. 

“Oleh karena itu takwa dalam pengertian saya orang yang mau menggunakan produk syariah. Itu adalah konteks takwa dalam literasi dan inklusi keuangan syariah,” kata Aman. 

Untuk mengakselerasi tingkat inklusi keuangan syariah, Aman memastikan program Gerak Syariah menjadi terobosan OJK. Dalam pelaksanaanya, OJK bersinergi dengan sejumlah pemangku kepentingan terkait. 

Total realisasi kegiatan Gerak Syariah 2024 mencapai 1345 kegiatan. “Kegiatan ini terdiri dari 742 kegiatan literasi, 265 kegiatan inklusi, dan 338 kegiatan sosial. Jumlah jangkauan pesertanya mencapai sekitar tiga juta orang,” ucap Aman. 

Selain itu, dalam acara puncak Gerak Syariah 2024 juga dilakukan penyerahan santunan kepada tiga yayasan yakni Yayasan Generasi Peduli Indonesia, Yayasan Nafa Insan Cendikia, dan Yayasan Majelis Ta’lim Tuli Indonesia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler