Rusia Gelar Gelombang Serangan Ke Berbagai Kota di Ukraina

Serangan Rudal Rusia menghancurkan fasilitas pembangkit listrik.

AP Photo/Alex Babenko
Pohon aprikot mekar di depan gedung apartemen yang hancur di Izium, wilayah Kharkiv, Ukraina, Sabtu, 6 April 2024.
Rep: Lintar Satria Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, KIEV -- Pihak berwenang Ukraina melaporkan ledakan di wilayah utara, selatan dan barat negara itu. Kiev mengatakan gelombang serangan rudal Rusia Kamis (11/4/2024) pagi ini merusak fasilitas pembangkit listrik.

Baca Juga


Di aplikasi kirim-pesan Telegram, Walikota Kharkiv Lhor Terekho mengatakan ledakan terdengar di kotanya. Gubernur Wilayah Ivan Fedoroz juga mengatakan ledakan terdengar di wilayah Zaporizhzhia.

Melalui Telegram Gubernur wilayah Lviv Maksim Kozytskyi mengatakan pertahanan udara sedang bekerja di wilayahnya. Menteri Energi Ukraina Herman Halushchenko mengatakan serangan tersebut menargetkan fasilitas pembangkit dan distribusi listrik di wilayah Kharkiv, Zaporizhzhia, Lviv, dan Kiev.

Sebelumnya dilaporkan Komandan Wilayah Eropa Angkatan Bersenjata Amerika Serikat (AS) Jenderal Christopher Cavoli mengatakan Ukraina akan kehabisan peluru artileri dan interseptor pertahanan udara "dalam waktu yang cukup singkat" tanpa bantuan AS. Cavoli mengatakan hal itu membuat Ukraina rentan atau kalah total.

Pada Komite Angkatan Bersenjata House of Representative AS, Cavoli mengatakan saat ini Rusia menembakan lima peluru artileri untuk setiap satu peluru yang ditembakan Ukraina. Menurutnya dalam beberapa pekan ke depan kesenjangan ini dapat menjadi 10 per 1 peluru.

"Bila satu pihak dapat menembak dan pihak tidak bisa membalasnya, pihak yang tidak bisa membalas akan kalah, jadi pertaruhannya sangat tinggi," kata Cavoli, Rabu (10/4/2024) kemarin.

"Mereka sangat-sangat bergantung pada kami, pak ketua dan tanpa bantuan kami, mereka tidak mungkin menang," tambahnya.

Ketua House of Representatives AS yang berasal dari Partai Republik Mike Johnson menolak menggelar pemungutan suara undang-undang yang memberikan 60 miliar dolar AS ke Ukraina. Gedung Putih kesulitan mencari cara untuk mengirimkan bantuan ke Kiev yang berperang melawan invasi Rusia selama lebih dari dua tahun.

Serangan udara Rusia ke wilayah Kharkiv di timur laut Ukraina menghantam sebuah klinik dan apotik, menewaskan setidaknya tiga orang.

Sudah lama Rusia melancarkan serangan ke Kharkiv dan wilayah sekitarnya. Namun beberapa pekan terakhir serangan-serangan itu semakin intensif, menghantam infrastruktur sipil dan energi.

Pemerintah Presiden Joe Biden mengungkapkan kekhawatiran lemahnya pendanaan untuk Ukraina. Bulan lalu Menteri Pertahanan AS Lloyd Austin memperingatkan ketahanan Ukraina dalam bahaya dan ingin berusaha menyakinkan sekutu-sekutu AS untuk berkomitmen pada Kiev. 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler