Warga Saudi Diingatkan tak Gunakan Dupa Berlebihan Saat Rayakan Idul Fitri

Pembakaran dupa di dalam rumah mencemari udara dengan racun.

Arab News/Saad Al-Dossary
Kayu oud diekstraksi selama musim dingin dari pohon berumur antara 70 dan 150 tahun dan tumbuh hingga ketinggian 20 meter. Oud mengeluarkan aroma yang memikat.
Rep: Umar Mukhtar Red: Ani Nursalikah

REPUBLIKA.CO.ID, RIYADH -- Institusi medis di Arab Saudi, King Saud Medical City, mengingatkan warga Saudi yang merayakan Idul Fitri agar tidak menghirup asap aromatik dari dupa secara berlebihan. Dupa atau bukhur merupakan ciri tradisional di Saudi dalam merayakan Idul Fitri.

King Saud Medical City, dilansir Gulf News, Kamis (11/4/2024), menyatakan bahwa menghirup asap yang harum mengurangi oksigen ke otak, menyebabkan sakit kepala dan migrain. Pembakaran dupa di dalam rumah mencemari udara dengan racun yang dapat menyebabkan masalah kesehatan pada paru-paru dan bronkitis, serta dapat menyebabkan asma.

Adapun membakar dupa merupakan tradisi warisan yang dilakukan oleh banyak keluarga di Saudi selama Idul Fitri untuk mengharumkan udara dan menyambut pengunjung yang datang untuk memberikan ucapan selamat pada hari raya tersebut. Penderita asma dan alergi dada berisiko mengalami masalah dada.

Lembaga tersebut telah memperingatkan paparan asap dupa secara terus-menerus sama negatifnya dengan paparan asap tembakau. Anak-anak yang menunjukkan tanda-tanda alergi dada atau rentan terhadap masalah pernapasan juga mungkin menderita.

Sebagai bagian dari rekomendasinya untuk Idul Fitri yang sehat, King Saud Medical City sebelumnya merekomendasikan pakaian baru dicuci sebelum dipakai pada Idul Fitri, dengan menunjukkan bahwa pakaian tersebut biasanya berpindah tangan sebelum sampai ke tubuh pembeli.

Proses ini membuat produk-produk tersebut rentan terhadap bakteri, jamur, dan polutan, selain bahan kimia dan pewarna yang digunakan dalam pembuatannya. "Mengenakan pakaian sebelum dicuci menyebabkan iritasi kulit termasuk ruam dan kemerahan," kata Abdullah Abu Hussain, konsultan dermatologis.

Ia menambahkan, pakaian yang tidak dicuci menyebabkan penyakit menular seperti kudis karena beberapa pelanggan akan memegang pakaian tersebut lebih dari satu kali di ruang pas, sehingga menularkan masalah kesehatan dan jamur menular kepada orang lain yang akan mencobanya nanti sebelum membelinya.

Abu Hussain mencontohkan, pakaian yang dipajang di luar toko di udara terbuka sangat rentan terhadap debu dan asap mobil sehingga dapat menyebabkan alergi pada saluran pernapasan, mata, dan hidung.

Idul Fitri yang dimulai pada Rabu waktu Saudi, dirayakan pada hari pertama Syawal, bulan ke 10 kalender Islam, dengan acara kumpul keluarga dan saling berkunjung. Hari raya selama tiga hari ini menandai berakhirnya bulan suci Ramadhan.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler