Polisi Tangani Kasus Pelecehan Anak Usia Lima Tahun di Cengkareng
Pelaku E memancing korban N dengan memberinya ponsel agar betah bermain di rumahnya.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepolisian sedang menangani kasus pelecehan terhadap anak usia lima tahun berinisial N di kawasan Cengkareng, Jakarta Barat (Jakbar_. Adapun pelakunya adalah seorang pria berinisial E yang merupakan keluarga dari anak tersebut.
"Sudah ditangani oleh bagian PPA (Perlindungan Perempuan dan Anak) Polres Metro Jakarta Barat. Laporannya masuk PPA Polres," kata Kapolsek Cengkareng Kompol Hasoloan Situmorang saat dihubungi di Jakarta pada Kamis (18/4/2024).
Baca: Mengenal Ajudan Menteri AHY, Iptu M Imam Fadhil
Kepala Unit (Kanit) PPA Polres Metro Jakbar, AKP Reliana membenarkan adanya kejadian pelecehan itu. Saat ini, pihaknya sedang melakukan penanganan terhadap korban yang masih bocah. "Iya, sedang kami tangani," katanya.
Hingga kini, belum ada keterangan lebih lanjut mengenai kapan persisnya kejadian pelecehan, laporan masuk ke pihak kepolisian dan langkah yang sedang diterapkan kepada korban maupun pelaku. Kasus pelecehan itu terungkap setelah N mengeluhkan sakit pada bagian tubuhnya saat akan buang air besar (BAB).
Bibi korban, Nurhayati mengatakan, N menangis kesakitan saat akan BAB. "Katanya pas BAB itu anak berdarah. Kenapa berdarah? Namanya anak gak tau ya nangis doang. Itu taunya dari ibu (neneknya) katanya diituin (dilecehkan)," kata Nurhayati.
Baca: KSAD dan Pangkostrad Panen Raya Padi di Lahan Kostrad Subang
Korban N, kata Nurhayati, sering bermain ke rumah E. Bahkan, E kerap menjemput N untuk bermain ke rumahnya yang tidak jauh dari rumah korban. "Kalau bilang dekat ya dekat, karena si N ini tiap hari diberi HP, jadi betah di rumah neneknya. Dipancingnya pakai HP, namanya anak kecil," kata Nurhayati.
Dia menuturkan, dari pengakuan pelaku yang saat ini telah diringkus kepolisian, aksi bejat itu telah dilakukan sejak sebelum tahun baru kemarin. Korban, kata Nurhayati, juga mengaku kepada ayahnya bahwa ia dilecehkan oleh pelaku E.
"Akhirnya bapak sama emaknya, laki bini nangis. Kata saya jangan ditangisin, sono ke rumah pelaku ngapain ditangisin," kata Nurhayati.