Pendeta Gilbert Harus Tahu: Duduk Tasyahud Sangat Bermanfaat Secara Medis
Gilbert harus belajar karena dia menyinggung soal besaran zakat dan juga gerakan shalat umat Islam.
DIAGNOSA -- Pendeta Gilbert Lumoindong harus mengetahui sisi medis dari setiap gelarakan shalat umat Islam. Itu setelah ia menjadi viral di media sosial karena menyinggung soal besaran zakat dalam Islam dan juga gerakan shalat.
Dalam ceramahnya yang disiarkan secara daring itu, pendeta Gilbert menyebut gerakan duduk dalam shalat (tahiyat) sebagai suatu hal yang sulit dilakukan. Padahal, manfaat gerakan shalat sejatinya telah banyak diteliti secara global. Hasil penelitian menunjukkan segudang manfaat gerakan shalat secara medis.
Khusus tasyahud atau tahiyat, gerakannya melibatkan duduk di lantai dengan kedua kaki dilipat, sehingga tumit menyentuh daerah gluteal dan tangan diletakkan di atas lutut. Ketika melakukan gerakan ini, otot-otot di bagian depan pergelangan kaki dan kaki menjadi teregangkan.
Gerakan ini meregangkan tibalis anterior, ekstensor hallucis longus (dengan jari kaki diluruskan), otot paha depan dan gluteus (sementara lutut dan pinggul dilemaskan). Temuan itu diungkapkan Gazal Kamran, fisioterapis dan rehabilitasi medis senior dari Al Ain Hospital di Uni Emirat Arab, melalui publikasi 2017 Researchgate.net, Kamis (18/4/2024).
Khusus tasyahud atau tahiyat, gerakannya melibatkan duduk di lantai dengan kedua kaki dilipat, sehingga tumit menyentuh daerah gluteal dan tangan diletakkan di atas lutut. Ketika melakukan gerakan ini, otot-otot di bagian depan pergelangan kaki dan kaki menjadi teregangkan.
Gerakan ini meregangkan tibalis anterior, ekstensor hallucis longus (dengan jari kaki diluruskan), otot paha depan dan gluteus (sementara lutut dan pinggul dilemaskan). Gazal Kamran, fisioterapis dan rehabilitasi medis senior dari Al Ain Hospital di Uni Emirat Arab telah mempublikasikan temuan tersebut pada 2017.
Menurut Kamran, ketika duduk tasyahud, rentang gerak dalam penuh pada sendi lutut tercapai dan ini mencegah terbatasnya jangkauan sendi yang paling sering terlihat pada pasien dengan masalah lutut degeneratif. Sendi lutut tercatat mencapai fleksi maksimal ketika duduk tasyahud.
Gerakan duduk di antara dua sujud juga dikenal dengan manfaat melancarkan pencernaan. Gerakan tasyahud meningkatkan fungsi hati dan mengendurkan usus, yang kemudian akan memfasilitasi pergerakan usus dalam tubuh.
Selain tasyahud, semua gerakan dalam shalat juga telah diteliti dan terbukti manfaatnya untuk kesehatan. Penelitian di Binghamton University, State University of New York, AS menyatakan, gerakan fisik kompleks dari shalat bisa mengurangi nyeri punggung jika dilakukan secara teratur dan benar.
"Gerakan-gerakan tersebut mirip dengan yoga atau latihan intervensi, terapi fisik yang digunakan untuk mengobati nyeri pinggang," kata Profesor dan Systems Science and Industrial Engineering Department Chair, Mohammad Khasawneh.
Penulis An ergonomic study of body motions during Muslim prayer using digital human modelling tersebut mengatakan, penelitiannya berfokus secara khusus pada praktik shalat Islam. Gerakan serupa juga ditemukan dalam ritual Kristen dan Yahudi, serta yoga dan terapi fisik.
"Shalat dapat menghilangkan stres fisik dan kecemasan, sementara ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa ritual shalat dapat dianggap sebagai pengobatan klinis yang efektif untuk disfungsi neuro-muskuloskeletal," kata Khasawneh dikutip dari laman Hindustan Times.
Para peneliti menganalisis statistik berdasarkan pergerakan model manusia digital yang dihasilkan komputer dari pria dan wanita sehat di India, Asia, dan Amerika, serta model dengan nyeri punggung bawah. Hasil penelitian tersebut diterbitkan dalam International Journal of Industrial and Systems Engineering.
Khasawneh dan rekan menemukan bahwa posisi rukuk adalah yang paling membuat tekanan pada punggung bagian bawah. Namun, bagi individu dengan nyeri punggung bawah, menggunakan sudut lutut dan punggung dengan tepat selama gerakan rukuk dapat mengurangi rasa sakit.
Kekuatan kompresi maksimum yang dihasilkan selama gerakan shalat jauh lebih rendah daripada batas keamanan Institut Nasional untuk Keselamatan dan Kesehatan Kerja (NIOSH). Gerakan tersebut dapat dianggap sebagai pengobatan klinis untuk nyeri pinggang karena melibatkan gerakan tubuh manusia yang berbeda secara teratur.
"Posisi sujud meningkatkan elastisitas sendi. Dianjurkan bagi orang-orang untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam posisi sujud," kata Khasawneh.
Penelitian lebih lanjut dinilai diperlukan pada individu dengan disabilitas fisik, pada mereka yang memiliki tipe tubuh lebih ekstrem, dan ibu hamil. Khasawneh dan rekan berencana untuk memvalidasi temuannya dengan eksperimen fisik menggunakan sensor dan kamera untuk mengetahui tekanan pada bagian-bagian tubuh saat shalat.