Dirjen Migas: Konflik Iran-Israel Diyakini tak Ganggu Cadangan BBM Nasional
Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dampak dari konflik tersebut.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Tutuka Ariadji meyakini konflik Iran dan Israel yang saat ini terjadi tidak akan mengganggu cadangan minyak (BBM) nasional yang saat ini berada di kisaran 30 hari. Terlebih, PT Pertamina (Persero) telah berkontrak dengan beberapa pemasok BBM dari luar negeri yang berkomitmen untuk tetap memasok BBM sesuai kontraknya.
"Kalau sekarang sudah kontrak ke depan. Jadi kalau tidak ada sesuatu yang ekstrem sekali, saya kira masih oke dan cadangan nasional crude kita plus yang ada di kapal in transit 30 hari. 10 hari yang ada di refinery, plus 15 hari lagi, totalnya 30 harian. Kalau LPG dan BBM saya kira aman," kata Tutuka, Kamis (18/4/2024).
Meski relatif aman dari sisi cadangan dan pasokan, Tutuka mengungkapkan bahwa Pemerintah Indonesia perlu mewaspadai dampak dari konflik tersebut berkaitan dengan pasokan minyak dunia melalui Selat Hormuz yang menghubungkan Teluk Persia dengan Teluk Oman dan Laut Arab. Kawasan itu menjadi jalur pelayaran vital bagi tanker minyak yang mengangkut sekitar 30 persen minyak mentah dunia atau sekitar 21 juta barel minyak mentah per hari.
"Peran dari selat Hormuz itu penting sekali. Selat hormuz itu bisa dipegang dan dikelola oleh Iran. Jadi sangat menentukan bagaimana Pertamina menyikapi hal itu termasuk pemenuhan pasokan di mana tadi Pertamina sudah kontrak," ungkap Tutuka.