Kasus DBD Meningkat di Situbondo, Warga Bergejala Diminta Segera Periksa
Sejauh ini dilaporkan tidak ada yang meninggal dunia akibat DBD di Situbondo.
REPUBLIKA.CO.ID, SITUBONDO — Kasus demam berdarah dengue (DBD) meningkat di Kabupaten Situbondo, Jawa Timur, sejak awal 2024. Warga yang mengalami gejala mengarah ke DBD diminta segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan.
Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular (P2M) Dinkes Kabupaten Situbondo Hari Santoso mengatakan, pada Januari tercatat 33 kasus DBD. Kemudian pada Februari meningkat signifikan menjadi 94 kasus dan pada Maret sebanyak 143 kasus. Adapun pada April, hingga tanggal 24, terdata 39 kasus. “Akumulasi kasus DBD mulai Januari sampai dengan 24 April 2024, yakni 309 kasus,” kata dia, Rabu (24/4/2024).
Menurut Hari, warga yang terjangkit DBD ada yang menjalani rawat inap maupun rawat jalan. Ia bersyukur sejauh ini tidak ada warga yang meninggal akibat virus yang ditularkan nyamuk Aedes aegypti itu. “Tidak ada yang meninggal dunia setelah mendapatkan perawatan di beberapa rumah sakit umum daerah (RSUD),” ujar dia.
Kepala Dinkes Kabupaten Situbondo Sandy Hendrayono mengimbau masyarakat segera memeriksakan diri ketika mengalami gejala seperti terjangkit DBD. Seperti demam tinggi selama tiga hari, nyeri badan, tubuh lemas, atau nafsu makan menurun.
“Apabila demam tidak membaik selama tiga hari, kami imbau masyarakat segera memeriksakan diri ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat, seperti puskesmas dan fasilitas kesehatan lainnya, untuk mendapatkan pemeriksaan lebih lanjut,” kata Sandy.
Masyarakat diminta waspada akan penularan penyakit DBD. Sandy mengajak masyarakat melakukan gerakan 3M, seperti rutin menguras tempat penampungan air dan menutupnya. Selain itu, mengubur atau membersihkan barang bekas yang dapat menjadi tempat berkembang biak nyamuk penyebar virus dengue.