BRI: Bunga Kredit PNM Mekaar tidak Naik

Kenaikan suku bunga BI tak signifikan terhadap pinjaman nasabah kredit Mekaar.

Dok. BRI
Direktur Bisnis Mikro BRI Supari.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Fuji Pratiwi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI selaku induk dari holding BUMN ultramikro memastikan tidak ada kenaikan bunga kredit bagi para nasabah mikro dan ultramikro. Hal ini merupakan jawaban atas langkah Bank Indonesia (BI) yang menaikkan suku bunga acuan BI 70-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 6,25 persen.

Baca Juga


"Kita pastikan tidak ada kenaikan suku bunga untuk pelaku usaha Mekaar. Nah mikro bagaimana? Saya juga belum berpikir untuk itu, berpikir saja belum. Karena mereka turnover tinggi, kemudian margin tebal, dan tidak sensitif terhadap kenaikan suku bunga," ujar Supari di Media Center Kementerian BUMN, Jakarta, Selasa (30/4/2024).

Supari menjelaskan, kenaikan suku bunga acuan BI tidak signifikan terhadap pinjaman nasabah kredit Mekaar. Supari menyebut hal ini tak lepas dari nominal pinjaman nasabah Mekaar dan nasabah kredit mikro BRI yang hanya berkisar dari Rp 2 juta dengan rentang bunga sebesar empat persen sampai tujuh persen per tahun. 

"Bayangkan kalau pinjam Rp 3 juta, terus naik 0,25 persen setahun, berapa coba? Kecil banget, rupiah, dan itu bisa di-cover dengan upaya efisiensi kami. Dengan digitalisasi, dengan pekerja AO Mekaar bisa lebih banyak yang dilayani, itu sudah menutup," ucap Supari. 

PT Permodalan Nasional Madani (PNM) sendiri belum memiliki rencana menaikan bunga kredit para nasabahnya. Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan perusahaan bahkan berupaya memberikan apresiasi berupa penurunan bunga terhadap nasabah yang mampu meningkatkan skala usahanya. 

"Sampai hari ini, kami belum mengubah beban bunga ke nasabah. Bahkan di bawah arahan holding kami, untuk siklus-siklus yang atas kita turunkan. Jadi bentuk apresiasi dan motivasi buat mereka yang sudah disiplin dan bisa mengembangkan usahanya," ucap Arief. 

Arief menjelaskan PNM Mekaar telah mampu menyalurkan kredit sebesar Rp 45,3 triliun pada kuartal I 2024 atau naik 6,56 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Arief menyampaikan tingkat non performing loan (NPL) atau kredit macet per kuartal I 2024 tercatat sebesar 1,16 persen.

"Sebensar 1,16 persen gross NPL kami per kuartal I 2024, Maret. Semoga April ini tidak berbeda jauh, karena tinggal sehari lagi," kata Arief. 

 

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler