Di Balik Pernikahan Rasulullah SAW dan Aisyah, Sosok Muslimah yang Dipilih Allah SWT

Aisyah RA adalah sosok yang dipilih oleh Allah SWT untuk Rasulullah SAW

tangkapan layar google
Ilustrasi Aisyah. Aisyah RA adalah sosok yang dipilih oleh Allah SWT untuk Rasulullah SAW
Rep: Mabruroh Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Aisyah binti Abu Bakar merupakan seorang wanita yang cerdas dan sangat menjunjung tinggi ilmu pengetahuan.

Baca Juga


Dengan pengetahuannya yang luas dan daya ingatnya yang kuat, tidak jarang ia mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang kemudian menjadi sebab hukum-hukum fiqih berlaku, terutama fiqih wanita. Banyak ulama yang bersaksi atas keilmuan Aisyah yang begitu tinggi.

Aisyah merupakan putri dari sahabat Nabi Muhammad SAW, yakni Abu Bakar Ash Shidiq. Aisyah merupakan jodoh yang telah Allah SWT siapkan untuk Nabi Muhammad SAW. Allah SWT bahkan menghadirkan Aisyah ke dalam mimpi Nabi SAW sebanyak dua kali. 

Dikutip dari buku “Rahasia Rumah Tangga Rasulullah” oleh Yola Hemdi, setelah khadijah wafat, Rasulullah sangat berduka dan hidup dalam kesendirian. Kemudian datanglah malaikat Jibril melalui mimpinya dengan mengisyaratkan seorang wanita yang akan menjadi istri Rasulullah SAW . 

Karena isyarat jodoh ini datangnya dari Allah SWT, maka dapat dikatakan bahwa Dia telah memberikan dan memilihkan Aisyah untuk Rasul. Kemudian mimpi tersebut menjadi nyata, dan dalam sebuah hadis Nabi Muhammad SAW menceritakannya:

Pada masa lalu Rasulullah SAW, pernah bermimpi, bahwasanya beliau pernah diperlihatkan oleh malaikat Jibril seorang wanita yang wajahnya ditutupi kain sutra. Sembari memberi isyarat, Jibril berkata, "Ini adalah istrimu." Waktu itu Rasulullah SAW baru saja menduda setelah ditinggal wafat Khadijah. Masih dalam mimpinya, Rasul langsung menyingkapi kain sutra itu dan terlihatlah wajah Aisyah. Hebatnya, mimpi yang benar itu (ru'yah shadiqah) itu berulang sebanyak dua kali. Kemudian hari mimpi itu menjadi nyata, Nabi Muhammad SAW menikah dengan Aisyah. Dan Rasulullah menceritakan mimpi itu kepada istrinya kelak. Lalu Aisyah berkata, jika mimpi itu berasal dari Allah SWT niscaya dia akan menjadikannya kenyataan.

Dalam hadits tersebut juga terdapat dua makna penting, yakni tentang mimpi dan jodoh. Namun kedua hal tersebut terjadi karena kuasa dan kehendak Allah SWT. Karena mimpi yang benar adalah perantara Allah SWT untuk memberikan sebuah isyarat mengenai suatu hal yang akan terjadi.

Dalam Islam mimpi bisa dikatakan sebagai sesuatu yang bisa ditafsirkan, akan tetapi tidak semua orang bisa menafsirkannya dan tidak semua mimpi bisa ditafsirkan. Mimpi juga biasa disebut bunga tidur karena mimpi adalah bagian dari gambaran di alam bawah sadar ketika tidur. Ada kalanya mimpi bagaikan angin lalu, tapi ada juga mimpi yang menjadi kenyataan.

Rasulullah SAW telah memimpikan Aisyah sebanyak dua kali artinya mimpi tersebut merupakan mimpi kebenaran yang datangnya dari Allah SWT. Terkadang kita tidak menyadari bahwa rahasia Allah SWT datang melalui mimpi.

Jodoh merupakan misteri yang senantiasa dipertanyakan, baik laki-laki maupun wanita, karena hanya Allah SWT yang mengetahui dan yang memutuskan dengan siapa kita disatukan. Dalam Alquran terdapat ayat-ayat tentang persoalan menikah dan jodoh, salah satu firman Allah SWT tentang jodoh adalah surat An-Nur ayat 26, yang artinya: 

الْخَبِيثَاتُ لِلْخَبِيثِينَ وَالْخَبِيثُونَ لِلْخَبِيثَاتِ ۖ وَالطَّيِّبَاتُ لِلطَّيِّبِينَ وَالطَّيِّبُونَ لِلطَّيِّبَاتِ ۚ أُولَٰئِكَ مُبَرَّءُونَ مِمَّا يَقُولُونَ ۖ لَهُمْ مَغْفِرَةٌ وَرِزْقٌ كَرِيمٌ

"Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji pula. Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik pula." 

Dalam ayat tersebut Allah SWT telah terang benderang menjelaskan akan memberikan jodoh berdasarkan akhlak dari hamba-Nya tersebut.

Aisyah adalah seorang wanita yang istimewa, salah satu istri yang paling dicintai oleh Rasulullah SAW. Budi pekerti dan akhlak mulia yang membuat Aisyah mendapat tempat terbaik di hati suaminya dan umat Islam. 

Allah SWT menyatukan Rasulullah SAW dan Aisyah karena kebaikan akhlak keduanya. Ini merupakan bukti yang nyata bahwasanya seseorang berjodoh dengan orang yang memiliki cerminan diri yang sama, dan Allah SWT pasti memberikan sesuatu yang seimbang.

Empat Makna Penting dalam Ayat Laqod Jaakum terkait Nabi Muhammad - (Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler