Xiaomi Bisa Memproduksi SU7 Setiap 76 Detik Berkat Proses Produksi Baru

Xiaomi menggunakan teknologi gigacasting untuk memproduksi mobil listrik SU7.

EPA-EFE/WU HAO
Mobil listrik Xiaomi SU7 yang baru dirilis ditampilkan di Beijing, Cina, Kamis (28/3/2024). Xiaomi merilis mobil listrik pertamanya SU7 di Cina yang dijual dengan harga mulai dari Rp474 juta hingga Rp658 juta. Ada tiga varian Xiaomi SU7 yakni standard, pro dan max.
Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Xiaomi telah memberikan rincian tentang inovasi yang digunakannya sebagai bagian dari proses produksinya. Sementara itu, Tesla membatalkan rencana ambisius untuk menjadikan bagian bawah bodi mobilnya sebagai satu kesatuan. 

Baca Juga


Proses Tesla dikenal sebagai gigacasting dan Xiaomi menggunakannya dan stamping untuk memproduksi SU7.

Xiaomi mengklaim sebagai satu-satunya perusahaan mobil dalam negeri yang menggunakan dua teknologi, yaitu bahan paduan die cast yang dikembangkan sendiri dan sistem cluster peralatan die casting besar yang dikembangkan sendiri.

Tesla memelopori penggunaan die casting skala besar, yang penggunaannya dapat menggantikan banyak komponen individu yang akan dirakit menjadi komponen yang lebih besar dengan satu casting. Dari sudut pandang manufaktur, hal ini berarti pabrik memerlukan ruang yang lebih sedikit sedangkan untuk mobil terdapat keamanan yang lebih baik karena kekakuan mobil kini meningkat. 

Selain itu, biasanya suku cadang die cast lebih ringan sehingga membantu meningkatkan jangkauan mobil. Sejumlah produsen China termasuk XPeng dan Nio kemudian mulai menggunakan teknologi die casting.

Dilansir Car News Asia, Senin (6/5/2024), sistem Xiaomi dikembangkan sendiri bersama dengan Haiti. Meliputi area seukuran dua lapangan basket, mesin tersebut dinamai 9100t, yang mengacu pada gaya penjepitan mesin tersebut.

Mesin tersebut menciptakan perakitan lantai belakang Xiaomi SU7 dan mengurangi 72 bagian yang sebelumnya memerlukan stamping dan pengelasan menjadi hanya satu bagian die cast yang dapat diproduksi dalam 100 detik. 

Untuk produksi, hal ini berarti pengurangan 840 titik pengelasan dan pengurangan waktu produksi sebesar 45 persen. Sedangkan untuk mobil berarti komponennya 17 persen lebih ringan dan juga menghasilkan pengurangan kebisingan jalan raya sebesar 2 dB. Selain itu, hal ini meningkatkan umur panel lantai terintegrasi yang berarti dapat dengan mudah mencapai jarak tempuh lebih dari 2 juta kilometer, lebih dari 10 kali lipat umur panel lantai tradisional.

Salah satu kritik utama....

 

Salah satu kritik utama terhadap manufaktur tersebut adalah biaya penggantian komponen jika rusak. Namun Xiaomi dilaporkan telah menerapkan desain antitabrakan tiga tahap. Artinya jika terjadi tumbukan dengan kecepatan rendah-menengah, hanya balok anti tumbukan dan crumple zone saja yang perlu diganti.

Xiaomi telah mengembangkan seluruh sistem grup mesin die casting yang terdiri dari 60 perangkat dan 433 proses, dimana Xiaomi Super Die Casting 9100T hanyalah salah satunya. Penelitian dan pengembangan dari tim Xiaomi menghasilkan 11 inovasi desain paten dan peningkatan pada teknologi die casting yang ada di industri, termasuk sistem parameter pengoptimalan injeksi aktif AI.

Pabrik yang memproduksi mobil Xiaomi memiliki otomatisasi tingkat tinggi. Jika kapasitasnya ditingkatkan, maka pabrik tersebut akan mampu memproduksi 40 mobil per jam, atau satu mobil setiap 76 detik. 

 

Terdapat lebih dari 700 robot di pabrik dan 181 unit robot bergerak otonom (AMR) yang mengirimkan komponen yang dicap. Setiap AMR menggunakan Lidar untuk menemukan jalannya di sekitar pabrik. Mesin juga digunakan untuk pemeriksaan kualitas, sistem pemeriksaan X-Eye memiliki akurasi 99,9 persen dengan menunjukkan cacat, bukan mata manusia.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler