Khofifah Ajak Muslimat NU Jadi Garda Terdepan Turunkan Stunting

Peran Muslimat NU menangani stunting bisa dimulai dari tingkatan PAUD.

Humas Pemprov Jatim
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG -- Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muslimat Nahdlatul Ulama (NU) Khofifah Indar Parawansa mengajak ribuan jamaah Muslimat NU di Kabupaten Malang, Jawa Timur menjadi garda terdepan dalam membantu pemerintah menurunkan stunting.

Baca Juga


Dalam peringatan Harlah Muslimat NU ke-78 di Kabupaten Malang, Ahad, Khofifah mengatakan bahwa salah satu pekerjaan rumah besar yang perlu diselesaikan adalah terkait stunting yang bisa berdampak terhadap berbagai permasalahan.

"Bangsa kita memiliki pekerjaan rumah yang salah satunya adalah terkait stunting. Stunting ini menjadi permasalahan kesehatan, sosial juga ekonomi yang dapat mempengaruhi pertumbuhan dan kecerdasan anak,” katanya.

Khofifah menjelaskan, dengan pekerjaan rumah besar tersebut, maka peran Muslimat NU bisa menjadi penguat untuk bersama-sama untuk mencari apakah masih ada anak atau balita yang terindikasi mengalami stunting.

Dengan adanya identifikasi dari Muslimat NU tersebut, lanjutnya, maka penanganan untuk balita dan anak yang mengalami stunting bisa segera dilakukan. Penanganan stunting diperlukan untuk melahirkan generasi yang cerdas.

"Kalau kita ingin melahirkan generasi yang fatonah atau cerdas, maka generasi ke depan tidak boleh stunting. Maka Muslimat NU bisa menjadi penguat untuk menyisir apakah masih ada di sekitar kita anak yang terindikasi stunting, untuk segera ditangani bersama," katanya.

Dalam penanganan stunting, harus ada intervensi pada masa emas pertumbuhan anak atau pada seribu hari kelahiran anak, termasuk saat sang ibu berusia remaja atau pada saat memasuki masa kehamilan.

Penanganan bayi yang sudah dilahirkan dan terindikasi stunting, menurutnya, cenderung sudah terlambat. Sehingga, pencegahan stunting harus dilakukan sejak bayi masih berada dalam kandungan dengan memenuhi kebutuhan gizi agar terlahir dengan berat badan yang cukup.

Salah upaya yang bisa dilakukan antara lain adalah dengan sedekah satu butir telur sehari untuk anak yang terindikasi stunting. Dengan harapan kebutuhan protein yang dibutuhkan anak terindikasi stunting bisa dipenuhi setiap harinya.

"Muslimat harus menjadi penguat bagaimana kita bisa melahirkan generasi yang cerdas," kata Gubernur Jawa Timur periode 2019-2024 itu.

Dalam kesempatan itu, Khofifah juga mengajak Muslimat NU untuk mengambil peran dalam membangun generasi Indonesia yang cerdas dan berakhlakul karimah atau memiliki akhlak yang baik dan terpuji.

Langkah dan peran Muslimat NU tersebut, bisa dimulai dari tingkatan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), Kelompok Bermain (KB), Taman Kanak-Kanak, Raudaltul Athfal, dan juga Taman Pendidikan Al-Quran yang dikelola Muslimat NU.

"Bagaimana anak dari usia yang masih dini, masih usia pertumbuhan diajarkan nilai-nilai keagamaan, kesantunan, dan juga akhlak. Hal tersebut diharapkan akan menjadi pondasi karakter anak bangsa yang memiliki akhlakul karimah," katanya.

Pemerintah menargetkan angka prevalensi stunting di Indonesia bisa mencapai angka 14 persen pada 2024, dimana prevalensi stunting di Indonesia pada 2022 tercatat sebesar 21,6 persen, turun jika dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 24,4 persen.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler