Respons Anies Atas Harapan Dirinya Kembali Jadi Gubernur Jakarta dan Analisis Pengamat
Anies mengklaim menerima banyak harapan agar dirinya kembali maju di Pilgub Jakarta.
REPUBLIKA.CO.ID, oleh Eva Rianti, Febryan A
Capres dalam Pilpres 2024 yang juga merupakan mantan Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022 Anies Baswedan mengakui banyak harapan yang dilayangkan padanya agar maju kembali menjadi Jakarta 1. Hal itu disampaikan Anies saat menyelenggarakan acara perayaan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-55 di kediamannya di kawasan Lebak Bulus, Jakarta Selatan.
"Jadi memang ungkapan itu muncul ada yang menyampaikan ke saya, ada yang beberapa hari ini banyak yanga datang ke rumah. Banyak yang mengungkapkan juga aspirasi yang sama, dan saya sampaikan kepada semua 'terima kasih',' kata Anies kepada wartawan, Selasa (7/5/2024).
Anies mengatakan, harapan itu merupakan sebuah kehormatan baginya. Namun, dia menegaskan agar diberi jeda dan waktu untuk berpikir.
"Izinkan kami untuk memikirkan ini sejenak, dan ini kan sesungguhnya bukan sesuatu diputuskan oleh saya karena bukan pribadi bisa mencalonkan. Yang bisa mencalonkan adalah partai," ujar dia.
Dia mengaku juga telah bertemu dengan elite partai, seperti Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh. Namun menurut penuturannya belum ada pembahasan lebih lanjut mengenai pencalonannya untuk maju di Pilgub Jakarta 2024.
"Nanti kita lihat seperti apa perkembangannya," tutur capres yang diusung Partai Koalisi Perubahan (Nasdem, PKB, PKS) dalam Pilpres 2024 itu.
Sebelumnya, Ketua Dewan Pimpinan Wilayah (DPW) Partai Nasdem Jakarta Wibi Andrino mengungkapkan harapan agar Anies Baswedan bersedia untuk diusung kembali menjadi Gubernur Jakarta dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Jakarta 2024. Partai Nasdem hingga saat ini menjadikan Anies sebagai prioritas untuk maju di kontestasi politik tingkat daerah Jakarta.
Wibi memaklumi bahwa Anies ingin rehat sejenak usai gelaran Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024. Namun dia mengharapkan Anies segera memikirkan dan mempertimbangkan berlaga lagi di Pilgub Jakarta yang akan berlangsung pada November 2024 mendatang.
"Pastilah ada yang akar rumput Nasdem sampai terdengar di telinga beliau tentang aspirasi kami, ingin beliau. Mudah-mudahan dalam masa jedanya beliau bisa mempertimbangkan itu dan mungkin bisa mempunyai jawaban yang baik yang diinginkan kita semua," kata Wibi kepada wartawan, dikutip Jumat (3/5/2024).
Saat dikonfirmasi mengenai komunikasi Partai Nasdem dengan Anies, Wibi menyebut memang pihaknya belum mendapatkan respons dari Anies mengenai harapan tersebut. Hingga kini, Partai Nasdem sendiri masih menunggu jawaban dari Anies.
Anies Baswedan menjadi top priority yang bakal diusung Partai Nasdem dalam Pilgub Jakarta 2024. Setelah itu baru kader Nasdem seperti Ahmad Sahroni. Menurut Wibi, Anies memiliki kapabilitas untuk kembali memimpin Jakarta.
"Untuk Nasdem, ya, sebenarnya publik Indonesia sudah tahulah prioritas ke siapa, kita pasti menginginkan our former governor Bapak Anies Rasyid Baswedan untuk kembali ke Jakarta. Ini sebenarnya bukan inginnya Nasdem, tapi inginnya majority masyarakat Jakarta. Kinerja beliau selama lima tahun terakhir ini sangat amat dirasakan," kata Wibi.
Wibi menuturkan, akan sangat disayangkan jika Anies tidak kembali ke Jakarta untuk melakukan pembangunan yang strategis ke depan. Mengingat saat menjadi Gubernur DKI Jakarta pada 2017-2022, Anies dianggap berhasil melakukan pembangunan dan kemajuan di Jakarta.
Menurut Direktur Eksekutif Voxpol Center Research and Consulting Pangi Syarwi Chaniago, Anies Baswedan berpeluang besar menang apabila maju sebagai calon gubernur di Pilgub DKI Jakarta 2024. Pasalnya, Anies punya elektabilitas dan tingkat kepuasan yang tinggi.
Pangi menjelaskan, berdasarkan sejumlah hasil survei, elektabilitas atau tingkat keterpilihan Anies sudah di atas 50 persen. Selain itu, tingkat kepuasan masyarakat terhadap kinerja Anies sebagai Gubernur DKI Jakarta 2017–2022 melewati angka 70 persen.
"Pilkada memang tidak semudah yang kita lihat karena ada banyak variabel. Akan tetapi, peluang dan kemungkinan Anies menang kembali di DKI Jakarta lebih besar dibanding (kandidat) lain," kata Pangi ketika dihubungi Republika dari Jakarta, Senin (6/5/2024).
Menurut dia, saat ini belum ada kandidat cagub yang punya elektabilitas mendekati Anies. Karena itu, dia menilai belum ada lawan tanding yang sebanding dengan capres Pilpres 2024 itu.
"Jadi, saya pikir kalau Anies maju tentu belum ada tampaknya lawan tanding yang sebanding untuk melawan Anies," ujarnya.
Bahkan, kata dia, partai politik bisa jadi bukan menyiapkan kadernya untuk menjadi lawan tanding Anies, tapi malah menyodorkan kadernya untuk menjadi cawagub pendamping Anies. Pasalnya, partai politik menyadari sulit menandingi elektabilitas Anies yang sudah di atas angka 50 persen.
"Bahkan mungkin ketika Anies maju menjadi calon gubernur tentu akan banyak yang ingin menjadi pendamping Anis. Mungkin partai-partai lain bukan mencarikan lawan tanding yang sebanding untuk melawan Anis, tapi banyak yang berebut menjadi wakilnya Anies," ujarnya.
Oleh sebab itu, Pangi tak terkejut ketika mengetahui Partai Nasdem membuka kemungkinan mengusung Anies di Pilgub DKI 2024. Di sisi lain, kata dia, Anies juga membutuhkan jabatan gubernur agar tetap eksis di perpolitikan Indonesia usai kalah dalam Pilpres 2024.
"Kalau Anies tidak ingin lampunya padam, tentu Anis harus punya panggung. Supaya lampu Anies tidak redup, ya, minimal jadi gubernur," ujar pria peraih gelar master ilmu politik dari Universitas Indonesia itu.
Peneliti Indikator Politik Indonesia, Bawono Kumoro juga menyebut Anies butuh panggung bernama gubernur DKI setelah dia kalah di Pilpres 2024. Namun, tak ada jaminan Anies bakal menang di Pilgub DKI Jakarta 2024 meski kini dia merupakan satu dari tiga kandidat cagub dengan elektabilitas terkuat.
Apabila Anies maju dan menang, dia akan kembali mendapatkan panggung politik selama beberapa tahun ke depan. Jika maju dan kalah, cahaya politik Anies akan makin redup karena kalah dua kali dalam tahun yang sama.
"Kalah dua kali dalam kontestasi politik pemilihan langsung di tahun yang sama kan tidak baik untuk citra personal atau citra politik Anies Baswedan. Di sisi lain, Anies butuh panggung, dalam artian jabatan publik," ujar Bawono kepada Republika, Senin malam.