Prajurit Israel Berguguran Dirudal Hizbullah di Front Utara

IDF mengakui tak mampu halau semua roket dari Lebanon.

AP Photo/Ohad Zwigenberg
Tentara Israel membawa peti mati sersan utama yang tewas akibat rudal Hizbullah saat pemakamannya di Mt Herzl di Yerusalem pada Selasa, 7 Mei 2024.
Red: Fitriyan Zamzami

REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Divisi pertahanan udara Israel di wilayah utara Israel mengakui tidak memiliki kemampuan untuk 100 persen menghalau drone berbahan peledak dari kelompok Hizbullah. Sejak awal pekan ini, serangan-serangan Hizbullah yang dimaksudkan menekan Israel agar menarik diri dari Jalur Gaza telah menewaskan sejumlah tentara pasukan penjajahan Israel (IDF).

Baca Juga


Koresponden Channel 12 Israel melaporkan bahwa drone yang diluncurkan oleh Hizbullah dari Lebanon pada  Selasa ke arah Metulla secara akurat mengenai sasaran mereka. Ia menekankan bahwa banyak drone yang menembus wilayah udara, “memfilmkan dan mengumpulkan informasi tanpa hambatan oleh pihak keamanan Israel."

Saluran tersebut menyatakan bahwa mereka diizinkan untuk mempublikasikan bahwa dua pejuang cadangan dari Brigade 551 di wilayah pendudukan pasukan pendudukan Israel tewas akibat serangan tersebut.

Militer Israel juga mengumumkan pada Kamis (9/5/2024), seorang tentara mereka tewas akibat serangan mortir dan rudal yang diklaim Hizbullah terhadap posisi tentara di daerah komunitas utara Malkia pada Rabu. Merujuk the Times of Israel, prajurit yang terbunuh itu bernama Staf Sersan Haim Sabach (20 tahun), dari Unit Pengumpulan Intelijen Tempur ke-869 Korps Pertahanan Perbatasan. Seorang tentara lainnya terluka ringan dalam serangan itu, tambah IDF.

Tentara Israel membawa peti mati sersan utama yang tewas akibat rudal Hizbullah saat pemakamannya di Mt Herzl di Yerusalem pada Selasa, 7 Mei 2024. - (AP Photo/Ohad Zwigenberg)

Kelompok Hizbullah mengaku bertanggung jawab meluncurkan rudal anti-tank dan mortir dari Lebanon ke posisi militer di wilayah Malkia. Menanggapi serangan tersebut, IDF menyatakan telah melakukan beberapa gelombang serangan terhadap posisi Hizbullah di Lebanon selatan.

Kelompok bersenjata Lebanon mengatakan pada Rabu bahwa mereka melakukan 12 serangan terhadap berbagai posisi Israel di seberang perbatasan, termasuk bangunan yang menampung pasukan Israel di kota Manara dan Shlomi.

Media Israel berbicara tentang kemampuan dan taktik Hizbullah dalam serangan udara, mengutip pasukan cadangan yang bertugas di utara selama tujuh bulan yang mengatakan bahwa banyak drone kecil melewati kepala mereka sebelum mereka melihat drone kamikaze besar yang berisi bahan peledak.

 

 

Berbicara kepada Channel 12, sumber di militer menekankan bahwa “tidak ada tanggapan nyata Israel terhadap peluncuran drone dari Lebanon,” dan menambahkan bahwa “drone tersebut menembus langit tanpa peringatan berkali-kali. Tentara Israel mengungkapkan bahwa bahkan ketika peringatan diberikan, pertahanan Israel tetap bisa ditembus.

Sejak 8 Oktober, pasukan Hizbullah hampir setiap hari menyerang komunitas dan pos militer Israel di sepanjang perbatasan, dan kelompok tersebut mengatakan bahwa mereka melakukan hal tersebut untuk mendukung Gaza yang sedang diserang secara brutal oleh Israel.

Pertempuran di perbatasan telah mengakibatkan sembilan kematian warga sipil di pihak Israel, serta kematian 14 tentara dan cadangan IDF. Ada juga beberapa serangan dari Suriah, tanpa ada korban jiwa.

 

Hizbullah telah menyebutkan 291 anggotanya yang dibunuh oleh Israel selama pertempuran yang sedang berlangsung, sebagian besar di Lebanon tetapi beberapa juga di Suriah. Di Lebanon, 59 anggota kelompok lainnya, seorang tentara Lebanon dan sedikitnya 60 warga sipil tewas.

 

Israel mengancam akan berperang untuk memaksa Hizbullah menjauh dari perbatasan jika mereka tidak mundur dan terus mengancam masyarakat di wilayah utara, di mana sekitar 70.000 orang telah dievakuasi untuk menghindari pertempuran.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler