Anies Dinilai tak Cocok Maju di Pilkada Jakarta, Ini Menurut Relawan AMIN Muda

Gubernur Jakarta ke depan dinilai harus punya komitmen mengawal transisi.

Republika/Eva Rianti
Anies Baswedan
Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Jakarta kini tengah memasuki masa transisi dari Ibu Kota Negara menjadi daerah khusus yang diharap bisa jadi pusat ekonomi nasional. Menurut Koordinator Jaringan AMIN Muda, Ahmad Jilul QF, Gubernur Jakarta ke depan harus bisa mengawal transisi tersebut dengan baik.

Baca Juga


“Maka Gubernur Jakarta ke depan harus punya komitmen mengawal transisi, kita tidak tahu berapa lama masa transisi akan berlangsung, yang jelas dia jangan punya orientasi di Pilpres 2029 ingin segera beranjak dari Jakarta,” ujar Jilul, Selasa (14/5/2024).

Tak hanya itu, Jilul menyebut profil pemimpin Jakarta ke depan haruslah seorang teknokrat yang memahami detail persoalan dengan baik serta bisa mengedepankan profesionalitas. Bukan seorang politisi yang hanya berorientasi pada kekuasaan dan menjadikan Jakarta hanya sebagai panggung bahkan batu loncatan untuk naik ke kontestasi politik nasional.

“Tantangan Jakarta sebagai Ibu Kota dengan sebagai pusat ekonomi tentu berbeda, tak bisa sembarang orang jadi Gubernur, harus teknokrat yang punya visi dan pemahaman ekonomi yang baik,” ujar Jilul.

Harap Anies tak maju 

Sebagai relawan pemenangan Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar pada Pilpres 2024, Jilul berharap Anies Baswedan tak perlu maju di Pilkada Jakarta. Menurutnya, profil Anies Baswedan sudah tidak cocok jadi Gubernur Jakarta ke depan.

“Selain Pak Anies sudah jadi tokoh nasional, Pak Anies jelas punya masa depan politik di Pilpres 2029, riskan kalau menggunakan Jakarta yang sedang transisi sebagai panggung semata,” ungkapnya.

Apalagi, di Pilpres kemarin Anies kalah di Jakarta dari Prabowo. Meski tipis, ada potensi kalah yang akan justru rawan untuk masa depan politik Anies Baswedan. “Kalau kalah di Pilkada Jakarta, Pak Anies Baswedan bisa game over, kami sebagai relawan tak mau itu terjadi,” kata Jilul.

Maka jika dari Jakarta yang dicari sekadar panggung atau sorotan media, menurut Jilul, Anies tak perlu maju di Jakarta sebab dia meyakini Anies bisa membuat panggung sendiri dengan manghadirkan kebaruan dalam politik nasional.

Dalam Pilpres 2024, Anies menghadirkan panggung gagasan bernama Desak Anies di mana untuk pertama kalinya anak muda bisa bertanya bahkan mendebat seorang capres secara terbuka di hadapan media. Maka menurut Jilul, bukan hal sulit bagi Anies Baswedan untuk selalu relevan di politik nasional meski tak lagi jadi Gubernur Jakarta.

“Pak Anies misal bisa membuat shadow cabinet, praktik yang lazim di Eropa. Ada banyak pakar andal di samping beliau yang bisa jadi menteri bayangan yang bisa mengkritik jalannya pemerintahan jika buruk, atau mengpresiasi jika baik. Dipimpin Pak Anies, pakar seperti Tom Lembong, Refli Harun, Hamdan Zoelva, Bambang Widjojanto, Sulfikar Amir dan sebagainya bisa jadi kabinet bayangan itu,” pungkas Jilul.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler