Qatar Terus Menggeliat Usai Sukses Piala Dunia 2022, akan Genjot Sektor Pariwisata

Qatar benar-benar sukses membangun citra negara yang hebat.

EPA-EFE/Ronald Wittek
Lionel Messi (Kanan) dari Argentina mengenakan jubah tradisional Arab Bisht menerima trofi dari Presiden FIFA Gianni Infantino (Kiri) dan Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani (Tengah), Emir Qatar, setelah memenangkan Final Piala Dunia FIFA 2022 antara Argentina dan Prancis di stadion Lusail di Lusail, Qatar, Ahad, 18 Desember 2022.
Rep: Fitrianto Red: Gilang Akbar Prambadi

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Qatar berencana untuk meliberalisasi industri perhotelannya untuk membangun rekor jumlah wisatawan yang memadati negara tersebut sejak menjadi tuan rumah Piala Dunia FIFA pada tahun 2022.

Baca Juga


“Kami akan mencoba membebaskan sektor perhotelan dan menghilangkan segala hambatan,” Saad bin Ali Al Kharji, ketua Pariwisata Qatar, mengatakan dalam sebuah wawancara di Dubai pekan lalu.  “Kami banyak membatasi hotel terkait jam operasional dan perizinan,” ujarnya.

Industri pariwisata di negara Teluk Persia telah menentang prediksi akan terjadinya hard landing setelah turnamen empat tahunan yang menghabiskan lebih dari 300 miliar USD atau sekitar Rp 4.838 triliun. Ini menyambut empat juta pengunjung pada tahun 2023, meningkat 39% dibandingkan tahun Piala Dunia.

Tahun ini juga dimulai dengan baik, dengan ibu kota Doha mencatat rekor 700.000 pengunjung pada bulan Januari, saat menjadi tuan rumah turnamen sepak bola Piala Asia AFC, kata Al Kharji. Kota yang memiliki 39.000 kamar hotel ini memiliki tingkat hunian sebesar 75% pada kuartal pertama, menurut otoritas setempat.

Sekitar 44% wisatawan datang dari negara-negara tetangga di Teluk, katanya, sementara kedatangan dari Eropa, Amerika Serikat, dan Asia juga meningkat.

Qatar juga ingin industri pariwisata berkontribusi 12% terhadap produk domestik brutonya pada tahun 2030. Negara-negara lain di kawasan juga memiliki ambisi serupa.  Uni Emirat Arab – yang merupakan bagian dari pusat wisata Timur Tengah, Dubai – bertujuan untuk meningkatkan kontribusi sektor ini terhadap PDB menjadi $122 miliar pada tahun 2031, sementara Arab Saudi menginvestasikan $1 triliun untuk mempromosikan dirinya sebagai tujuan wisata.

“Piala Dunia berdampak pada seluruh wilayah dan kami melihat Dewan Kerjasama Teluk (Gulf Cooperation Council) sebagai salah satu tujuan,” kata Al Kharji, ketika ditanya tentang meningkatnya persaingan di antara negara-negara Teluk untuk mendapatkan wisatawan.

Qatar baru-baru ini bermitra dengan Arab Saudi untuk kampanye “gandakan penemuan Anda” yang memungkinkan pengunjung menjelajahi kedua negara dalam satu perjalanan.  Visa gaya Schengen baru, yang akan memberi wisatawan akses ke keenam negara GCC, sedang dalam tahap akhir persetujuan.

“Setiap negara di GCC mengembangkan pariwisatanya, dan kami akan saling melengkapi,” ujarnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler